IPBIPB

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management)Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management)

Pemantauan pemanfaatan lahan di kawasan pesisir rawan tsunami memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan pola pemanfaatan lahan secara temporal di kawasan pesisir Aceh pasca-tsunami tahun 2004. Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan spasial dengan menggabungkan peta pemanfaatan lahan tahun 2005, 2009, 2014, dan 2019 untuk mengetahui pola dan perubahan lahan. Analisis citra Landsat 5 dan Landsat 8 dilakukan melalui klasifikasi terawasi (maximum likelihood). Berdasarkan analisis pola pemanfaatan lahan, hasil menunjukkan bahwa kawasan pesisir rawan tsunami masih banyak digunakan sebagai kawasan permukiman. Penelitian ini menunjukkan bahwa selama 15 tahun terakhir, terjadi peningkatan permukiman seluas 7.418,99 hektar dan penurunan lahan terbuka seluas 6.743,73 hektar. Sementara itu, penggunaan lahan berupa vegetasi kerapatan tinggi meningkat sebesar 672,76 hektar, dan vegetasi kerapatan rendah meningkat sebesar 459,11 hektar setelah tsunami. Pertumbuhan permukiman di kawasan rawan tsunami berisiko tinggi apabila bencana serupa terjadi lagi. Upaya pengaturan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pemanfaatan lahan secara tepat di kawasan rawan bencana perlu dilakukan agar tingkat risiko bencana dapat dikurangi.

Pemanfaatan citra Landsat 5 dan Landsat 8 melalui analisis terawasi mampu menunjukkan perubahan pemanfaatan lahan selama 15 tahun pasca-tsunami di Banda Aceh dan sebagian besar Aceh Besar, terutama ekspansi permukiman seluas 7.Perluasan permukiman tidak hanya terjadi di daratan utama, tetapi juga mendekati kawasan pesisir yang rentan tsunami, sehingga meningkatkan kerentanan.Pengaturan arah pemanfaatan lahan, pemantauan berkala, serta pembangunan penghalang alami atau buatan sangat diperlukan, didukung penerapan pengelolaan pesisir terpadu untuk mengurangi risiko bencana di Aceh.

Pertama, perlu penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi faktor sosial dan ekonomi yang mendorong masyarakat kembali mendirikan permukiman di kawasan rawan tsunami, dengan fokus pada persepsi risiko dan ketergantungan mata pencaharian pesisir. Kedua, diperlukan studi tentang efektivitas pengelolaan pesisir terpadu di Aceh dalam menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan mitigasi bencana, termasuk evaluasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan spasial. Ketiga, perlu dilakukan penelitian untuk memetakan potensi lokasi strategis bagi pembangunan penghalang alami seperti hutan mangrove atau struktur buatan pelindung tsunami, dengan mempertimbangkan kondisi morfologi pantai dan pola pertumbuhan permukiman masa depan. Ketiga saran ini penting untuk merancang kebijakan yang tidak hanya mengurangi risiko bencana, tetapi juga menjaga keberlanjutan ekologis dan sosial di kawasan pesisir Aceh. Penelitian-penelitian ini akan melengkapi temuan kenaikan permukiman dan penurunan lahan terbuka, serta mendukung implementasi pengelolaan pesisir yang lebih holistik dan berkelanjutan.

  1. A Quantitative Methodology for Evaluating Coastal Squeeze Based on a Fuzzy Logic Approach: Case Study... doi.org/10.2112/si92-012.1A Quantitative Methodology for Evaluating Coastal Squeeze Based on a Fuzzy Logic Approach Case Study doi 10 2112 si92 012 1
  2. 0. 0 bioone.org/doi/10.2112/SI85-309.10 0 bioone doi 10 2112 SI85 309 1
  1. #perubahan lahan#perubahan lahan
  2. #disaster risk reduction#disaster risk reduction
File size1.18 MB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test