UGMUGM

Gadjah Mada International Journal of BusinessGadjah Mada International Journal of Business

Makalah ini bertujuan menganalisis posisi Indonesia dalam perilaku perdagangan empat negara ASEAN terpilih (berdasarkan produk impor‑ekspor) dengan menggunakan analisis kointegrasi. Permintaan ekspor dan impor diperkirakan sebelum krisis moneter muncul (1963‑1995) menggunakan metode Dynamic OLS (DOLS), sementara pendekatan Johansen Maximum Likelihood (JML) juga diterapkan untuk membandingkan hasil. Hasil menunjukkan bahwa pendapatan asing berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor, mengindikasikan bahwa gangguan eksternal dalam bentuk aktivitas ekonomi dapat ditransmisikan ke negara‑negara tersebut; kondisi Marshall‑Lerner terpenuhi untuk Malaysia dan Thailand, sedangkan untuk Indonesia dan Filipina jumlah elastisitas harga ekspor‑impor kurang dari satu, yang dapat dijelaskan oleh efek J‑curve dimana depresiasi mata uang awalnya memperburuk neraca perdagangan sebelum memperbaikinya.

Penelitian ini memperkirakan elastisitas harga dan pendapatan permintaan ekspor serta impor sebelum krisis moneter 1998 dengan menggunakan metode Dynamic OLS dan Johansen Maximum Likelihood, serta memastikan tidak adanya regresi spurious melalui analisis kointegrasi.Hasilnya menunjukkan bahwa elastisitas harga dan pendapatan untuk kedua permintaan memiliki tanda yang sesuai harapan dan signifikan secara statistik.Selain itu, kondisi Marshall‑Lerner terpenuhi bagi Malaysia dan Thailand, sementara bagi Filipina dan Indonesia jumlah elastisitas harga kurang dari satu, mengindikasikan adanya efek J‑curve dimana depresiasi nilai tukar awalnya memperburuk neraca perdagangan sebelum meningkatkan keseimbangan.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi perubahan elastisitas harga dan pendapatan pada periode pasca‑krisis 1998 untuk menilai apakah pola perdagangan mengalami pergeseran signifikan; selanjutnya, penggunaan data frekuensi tinggi seperti bulanan atau kuartalan dapat memperjelas dinamika jangka pendek dan respons pasar terhadap shock eksternal; terakhir, integrasi variabel kebijakan fiskal dan moneter ke dalam model kointegrasi akan memungkinkan analisis interaksi kebijakan makroekonomi dengan permintaan ekspor‑impor, sehingga memberikan wawasan yang lebih komprehensif bagi pembuat kebijakan.

File size213.21 KB
Pages18
DMCAReportReport

ads-block-test