UDBUDB

Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika KesehatanInfokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan akurasi dan keamanan identifikasi pasien, BPJS Kesehatan melalui RSUD Kota Bandung menerapkan sistem biometrik (face print dan finger print) sejak 17 Februari 2025 berdasarkan Surat Edaran No. 686-RSUD/2025. Namun, penerapannya di lapangan memunculkan berbagai tantangan teknis dan efisiensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas kebijakan penggunaan biometrik dalam verifikasi pasien BPJS di RSUD Kota Bandung, menilai dampak kebijakan tersebut terhadap efisiensi waktu pelayanan pendaftaran pasien rawat inap, serta membandingkan proses layanan administrasi pasien sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan sesuai Surat Edaran Nomor 686-RSUD/2025. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dengan petugas pendaftaran, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biometrik meningkatkan keamanan verifikasi data pasien. Namun, waktu pelayanan bertambah sekitar 10–15 menit per pasien karena jarak loket pendaftaran dengan ruang rawat inap serta keterbatasan jaringan. Terdapat pula penurunan jumlah pasien rawat inap, khususnya pasien BPJS baru dan pasien umum, setelah kebijakan diterapkan. Temuan ini menunjukkan adanya dampak langsung pada efisiensi pelayanan rumah sakit. Kebijakan biometrik dinilai efektif dari sisi keamanan dan validasi data, namun belum efisien dalam pelaksanaannya di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan infrastruktur, pelatihan petugas, dan penempatan alat yang strategis untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.

Kebijakan biometrik BPJS pada rawat inap di RSUD Kota Bandung secara konsep efektif meningkatkan akurasi dan keamanan verifikasi data pasien, namun menambah waktu pelayanan sekitar 10–15 menit per pasien karena jarak loket dan keterbatasan jaringan.Akibat kompleksitas proses, terjadi penurunan jumlah pasien rawat inap, khususnya BPJS baru dan pasien umum, menunjukkan dampak negatif pada efisiensi dan akses layanan.Untuk optimalisasi, diperlukan evaluasi dan penyesuaian meliputi perbaikan infrastruktur, pelatihan petugas, serta penempatan alat biometrik yang strategis.

Penelitian selanjutnya dapat menguji dampak integrasi sistem biometrik langsung pada loket pendaftaran terhadap waktu pelayanan dibandingkan dengan penggunaan perangkat portabel, sehingga dapat mengidentifikasi apakah integrasi mempercepat proses verifikasi. Selanjutnya, penting untuk mengevaluasi efektivitas program edukasi pasien mengenai tujuan dan prosedur verifikasi biometrik, guna mengetahui apakah peningkatan pemahaman meningkatkan kepatuhan dan mengurangi kebingungan selama pendaftaran. Terakhir, studi dapat menilai kelayakan penggunaan modality biometrik alternatif, seperti iris atau teknologi NFC, sebagai solusi untuk mengatasi kegagalan verifikasi akibat masalah pencahayaan, kondisi wajah, atau keterbatasan jaringan, dan mengukur apakah alternatif tersebut memperbaiki keandalan serta efisiensi layanan.

  1. TANTANGAN PENERAPAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK UNTUK UNIT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT | Jurnal Manajemen Pelayanan... jurnal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/15871TANTANGAN PENERAPAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK UNTUK UNIT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Jurnal Manajemen Pelayanan jurnal ugm ac v3 JMPK article view 15871
  1. #pasien rawat jalan#pasien rawat jalan
  2. #efisiensi pelayanan#efisiensi pelayanan
File size336.69 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test