UNSOEDUNSOED

JOS | Universitas Jenderal SoedirmanJOS | Universitas Jenderal Soedirman

Urease merupakan enzim yang berperan penting dalam mengkatalisis hidrolisis urea menjadi amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2). Penelitian ini memusatkan upaya pada isolasi urease dari biji lentil merah, diikuti dengan proses immobilisasi. Tujuan penelitian adalah mengoptimalkan dan mengkarakterisasi urease yang terimmobilisasi menggunakan chitosan yang diaktifkan dengan glutaraldehida. Biji lentil merah diproses dengan mortar dan pestle pada suhu rendah (4 °C) untuk memperoleh ekstrak enzim kasar, kemudian diperkonsentrasi menggunakan 50 % asetona (P50) sebelum immobilisasi. Optimasi proses immobilisasi P50 urease melibatkan penilaian berbagai faktor, termasuk konsentrasi chitosan, konsentrasi glutaraldehida, suhu, serta durasi perendaman dalam glutaraldehida. Hasil menunjukkan kondisi optimal untuk immobilisasi P50 urease tercapai pada konsentrasi chitosan 0,75 %, perendaman glutaraldehida 2 % pada 25 °C selama 2 jam, menghasilkan aktivitas enzim sebesar 7,042 U/g. Urease P50 yang terimmobilisasi dapat digunakan kembali hingga 7 kali dengan mempertahankan 51 % aktivitas awal. Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) mengindikasikan perubahan morfologi butir setelah penambahan glutaraldehida dan enzim, beralih dari bentuk bulat menjadi tidak beraturan. Selain itu, analisis Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) mengidentifikasi puncak C‑N dan C=N, yang menegaskan keberhasilan incorporasi glutaraldehida.

Immobilisasi urease dari biji lentil merah menggunakan chitosan yang diaktifkan glutaraldehida, setelah konsentrasi dengan 50 % asetona, memberikan aktivitas optimal pada konsentrasi chitosan 0,75 %, glutaraldehida 2 % pada 25 °C selama 2 jam (7,042 U/g).Enzim terimmobilisasi mempertahankan 51 % aktivitas setelah tujuh kali penggunaan kembali.Analisis SEM‑EDX menunjukkan ukuran pori 0,22 µm pada butir chitosan dan peningkatan menjadi 0,31 µm setelah penggunaan berulang, sementara FTIR mengonfirmasi keberadaan puncak C‑N dan C = N yang menandakan keberhasilan penambahan glutaraldehida.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi penggunaan sumber urease alternatif, seperti kacang hijau atau kedelai, untuk dibandingkan efisiensi immobilisasi pada butir chitosan yang diaktifkan glutaraldehida, sehingga dapat memperluas aplikasi enzim dari bahan nabati yang berbeda. Selanjutnya, pengembangan metode immobilisasi hibrida yang menggabungkan chitosan dengan bahan tambahan seperti alginat atau nanopartikel dapat meningkatkan stabilitas termal dan memperpanjang umur pakai immobilisasi di atas tujuh siklus, mengatasi keterbatasan reusabilitas yang terdeteksi pada studi ini. Akhirnya, evaluasi aplikasi urease yang terimmobilisasi dalam pengolahan limbah urea industri pada kondisi pH dan suhu yang bervariasi, serta analisis keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, akan memberikan gambaran praktis mengenai potensi teknologi ini dalam skala industri.

  1. The Characteristics of Urease Enzyme of Green Bean Seeds (Vigna radiata L.) and Its Activity as An Antifungal... doi.org/10.14710/jksa.27.3.145-150The Characteristics of Urease Enzyme of Green Bean Seeds Vigna radiata L and Its Activity as An Antifungal doi 10 14710 jksa 27 3 145 150
  2. Optimization of Chitosan Glutaraldehyde-Crosslinked Beads for Reactive Blue 4 Anionic Dye Removal Using... mdpi.com/2075-1729/11/2/85Optimization of Chitosan Glutaraldehyde Crosslinked Beads for Reactive Blue 4 Anionic Dye Removal Using mdpi 2075 1729 11 2 85
  3. DOI Name 10.5504 Values. name values index type timestamp data serv crossref desc diagnosis press dpress... doi.org/10.5504DOI Name 10 5504 Values name values index type timestamp data serv crossref desc diagnosis press dpress doi 10 5504
File size695.24 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test