UIRUIR

Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu PengetahuanAl-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana . Tulisan ini bermanfaat bagi para orang tua dan pendidik untuk mengembangkan dan menanamkan moralitas pada anak. Hasil tulisan ini adalah: Pertama, moralitas merupakan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya perbuatan manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu. Moral mengandung muatan nilai dan norma yang bersumber pada hati nurani manusia. Kedua, moralitas mencakup dalam tiga unsur yaitu perilaku, kognisi, dan afeksi. Dimensi moralitas berangkat dari ajaran tauhid, penghayatan dan pengalaman Agama Islam terbagi kedalam tiga aspek yaitu îmân, Islâm, dan ihsân. Ketiga, moralitas dalam pendidikan agama dapat dilihat dari sistem nilai Islami yang hendak dibentuk dalam pribadi anak didik dalam wujud keseluruhannya. Oleh karena pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembinaan akhlak mulia, maka sistem moral Islami yang ditumbuh kembang dalam proses pendidikan adalah norma yang berorientasi kepada nilai-nilai Islami. Keempat, pendidikan moral dimulai dari keluarga berlangsung dalam suasana informal, pada setiap situasi, baik disadari atau pun tidak oleh orang tua. Memberikan pujian pada saat anak melakukan hal-hal yang baik dan benar serta menegur bahkan memberikan hukuman pada saat anak melakukan kesalahan, tanpa disadari pada dasarnya merupakan proses pembinaan nilai moral.

Moralitas adalah tolok ukur untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia berdasarkan nilai dan norma yang bersumber dari hati nurani, mencakup unsur perilaku, kognisi, dan afeksi dengan landasan tauhid melalui aspek iman, Islam, dan ihsan.Pendidikan agama membentuk sistem nilai Islami dalam diri peserta didik melalui norma syariah dan akhlak, selaras dengan tujuan pembinaan akhlak mulia serta pengembangan intelektualitas dan keterampilan di dunia pendidikan Indonesia.Proses pendidikan moral juga bermula dalam keluarga melalui interaksi informal antara orang tua dan anak, di mana teladan, pujian, teguran, dan pengawasan saling membangun internalisasi nilai moral sebelum berlanjut pada pembinaan masyarakat.

Penelitian lanjutan dapat mengembangkan dan memvalidasi instrumen empiris berupa skala observasi dan kuesioner untuk mengukur seberapa efektif model pendidikan moral berbasis keluarga dalam membangun internalisasi nilai moral pada anak usia dini hingga remaja, dengan melakukan pengamatan langsung interaksi orang tua-anak serta wawancara mendalam mengenai persepsi anak terhadap norma-norma moral. Studi eksperimental juga perlu dirancang untuk menguji secara komparatif pengaruh integrasi tiga unsur moral—perilaku, kognisi, dan afeksi—dalam kurikulum pendidikan agama di tingkat sekolah dasar dan menengah pertama, menggunakan kelompok eksperimen yang mengikuti program terpadu dan kelompok kontrol yang mengikuti kurikulum konvensional, lalu membandingkan perubahan moralitas melalui pre-test dan post-test. Selain itu, sebuah penelitian komparatif lintas keluarga dapat dilakukan dengan meneliti berbagai struktur keluarga, seperti keluarga inti, tunggal, dan multigenerasi, serta latar belakang budaya dan sosial-ekonomi yang berbeda, untuk mengungkap pola asuh dan praktik keagamaan yang paling efektif dalam mentransfer serta mengokohkan nilai-nilai Islami di lingkungan domestik dan mengevaluasi implikasinya terhadap perkembangan moralitas anak-anak dan remaja secara longitudinal.

  1. #dimensi moral#dimensi moral
  2. #motorik anak usia#motorik anak usia
File size528.41 KB
Pages16
DMCAReportReport

ads-block-test