STTSIMPSONSTTSIMPSON

Evangelikal: Jurnal Teologi InjiliEvangelikal: Jurnal Teologi Injili

Masalah multifaset memerlukan respons yang beragam dan kreatif dari gereja dan pemimpin Kristen. Partisipasi teologis yang lebih dalam diperlukan untuk memfasilitasi kerja rekonsiliasi. Artikel ini mendalami konsep shalom dan refleksi teologisnya dalam kerja rekonsiliasi. Untuk menganalisis dan mengatasi isu ini, peneliti menggunakan pendekatan inquiry apresiatif, menekankan bahwa teologi harus dikembangkan secara apresiatif, menyoroti tidak hanya teologi pemeliharaan tetapi juga teologi penciptaan. Studi ini dilakukan dalam dua tahap: pertama, eksplorasi makna shalom dari perspektif kitab suci; dan kedua, konstruksi refleksi teologis. Temuan studi ini adalah tiga hal. Pertama, refleksi teologis tentang shalom membawa gereja untuk melihat Yesus sebagai sumber utama shalom. Oleh karena itu, gereja dipanggil untuk memperkuat hubungan vertikal anggota dengan Tuhan. Kedua, tindakan konkret gereja di dunia harus didasarkan pada nilai-nilai shalom, bukan hanya agenda kemanusiaan. Fondasi ini berakar pada teologi pemeliharaan dan teologi penciptaan, bekerja bersama untuk memanggil gereja menuju pemulihan hubungan manusia dan tatanan penciptaan. Ketiga, tujuan akhir komunitas shalom adalah pencapaian keadilan, kasih, rekonsiliasi, dan harapan untuk masa depan.

Pertama, refleksi teologis tentang shalom membawa gereja untuk mengenali Yesus sebagai sumber damai, memanggil pengikut untuk terus memperkuat hubungan dengan Tuhan melalui diskipilinan sistematis yang membentuk kehidupan publik.Kedua, misi konkret gereja harus dibangun atas nilai-nilai shalom, bukan hanya agenda kemanusiaan.Teologi pemeliharaan dan teologi penciptaan harus bekerja bersama, memanggil gereja untuk memulihkan hubungan antar manusia dan dengan penciptaan.Ketiga, visi akhir komunitas shalom ditandai oleh keadilan, kasih, rekonsiliasi, dan harapan untuk masa depan.Panggilan ini memerlukan usaha yang terus-menerus oleh gereja.

Penelitian lanjutan dapat fokus pada penerapan konsep shalom dalam konteks dialog antar agama, terutama dalam mengatasi ketegangan yang ada di Indonesia. Selain itu, penting untuk mengeksplorasi peran platform digital dalam mempromosikan nilai-nilai shalom, terutama di tengah masyarakat yang semakin terhubung secara online. Terakhir, penelitian bisa mengintegrasikan isu lingkungan hidup ke dalam pendidikan teologis, dengan mempertimbangkan bagaimana gereja dapat menjadi agen perubahan dalam memelihara keberlanjutan ekologis. Ketiga saran ini bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang shalom sebagai fondasi untuk rekonsiliasi, sekaligus menjawab tantangan kontemporer yang dihadapi masyarakat Indonesia.

  1. Korupsi sebagai Musuh Bersama: Merekonstruksi Spiritualitas Anti Korupsi dalam Konteks Indonesia | Simangunsong... jurnalbia.com/index.php/bia/article/view/52Korupsi sebagai Musuh Bersama Merekonstruksi Spiritualitas Anti Korupsi dalam Konteks Indonesia Simangunsong jurnalbia index php bia article view 52
  2. One moment, please.... moment please wait request verified sloap.org/journal/index.php/ijss/article/view/1396One moment please moment please wait request verified sloap journal index php ijss article view 1396
File size365.48 KB
Pages18
DMCAReportReport

ads-block-test