UINSIUINSI

0

Salafiyah saat ini menjadi momok bagi negara-negara modern karena banalitas interpretasi mereka terhadap hukum Islam yang dianggap kaku dan tidak sejalan dengan dunia global yang semakin plural. Artikel ini mencoba mendiskusikan berbagai varian salafisme dan tujuan di balik pergerakannya yang militan. Pertanyaan mendasar dalam artikel ini adalah mengenai tujuan di balik pemahaman yang non-kompromistis terhadap pemaham lain yang berbeda dengan Salafiyah. Artikel ini terlebih dahulu mendeskripsikan beberapa varian salafisme, yaitu: al-Salafiyah al-Tārīkhiyah, al-Salafiyah al-Wahābiyah, al-Salafiyah al-Ishlāhiyah, al-Salafiyah al-Ta‟sīliyah dan al-Salafiyah al-Jihādiyah al-Takfīriyah dan kemudian menganalisa kesamaan ciri khas teologisnya antara berbagai ideologi tersebut. Dengan model deskriptif, kajian ini menegaskan bahwa salafiyah adalah sebuah gerakan sosial doktrinal yang memiliki usaha untuk membangun politik Islam dengan menolak perbedaan-perbedaan yang ada. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Salafiyah, yang pada awalnya adalah kelompok yang mengajak umat Islam kembali kepada sumber asli (al-Qur‟an dan Hadis) menuju kepada kebangkitan peradaban Islam baru untuk melawan hegemoni kekuatan dunia Barat (terutama Amerika Serikat), justru menjadi kelompok yang berhadapan langsung dengan beberapa kelompok Muslims. Selain itu, interpretasi hukum Islam yang rigid memiliki makna untuk membangun kekuatan politik dengan perlahan menyatukan perbedaan-perbedaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai salafiyah.

Kelompok Salafiyah seringkali dikaitkan dengan tiga isu besar, yaitu Islam takfīri, jihadī, dan siyāsī.Meskipun kelompok lain juga memiliki pemikiran serupa, Salafiyah menjadi ikon bagi Islam dengan wajah eksklusif.Kelompok yang awalnya mengajak umat Islam kembali kepada al-Quran dan hadis untuk melawan hegemoni Barat, justru berhadapan dengan umat Islam itu sendiri.Laju perubahan sosial membawa Salafiyah pada varian yang beragam, bukan doktrin monolitik.Pendekatan tokoh berbeda, namun terdapat kesatuan doktrinal yang rigid dalam mendialogkan perbedaan, menjadikan Salafiyah memiliki eksklusifitas yang tinggi.

Penelitian selanjutnya bisa mengeksplorasi lebih dalam mengenai dampak sosial dan politik dari rigiditas interpretasi hukum Islam dalam gerakan Salafiyah terhadap toleransi antarumat beragama di Indonesia. Selain itu, penting juga untuk menganalisis perbandingan antara berbagai varian Salafiyah yang ada di Indonesia dengan konteks lokal dan budaya masyarakatnya, agar dapat memahami bagaimana adaptasi atau resistensi terhadap nilai-nilai pluralistik terjadi. Terakhir, penelitian tentang narasi kekerasan yang dibangun oleh kelompok Salafiyah al-Jihādiyah al-Takfīriyah dalam konteks dakwah dan politik bisa memberikan wawasan baru mengenai dinamika radikalisasi di kalangan generasi muda Muslim. Studi ini sebaiknya menggunakan pendekatan multidisiplin seperti sosiologi agama dan ilmu politik untuk memberikan analisis yang komprehensif. Dengan demikian, hasil penelitian bisa menjadi rujukan dalam merancang kebijakan deradikalisasi serta memperkuat pendekatan dialog antarbudaya dan antarpemahaman di tingkat masyarakat.

  1. #salafiyah al jihdiyah#salafiyah al jihdiyah
  2. #salafiyah islam politik#salafiyah islam politik
File size1.03 MB
Pages18
DMCAReportReport

ads-block-test