STTSIMPSONSTTSIMPSON

Evangelikal: Jurnal Teologi InjiliEvangelikal: Jurnal Teologi Injili

Masalah Kekristenan dan budaya lokal masih menjadi pembahasan yang terus berkembang. Tantangan untuk memberitakan Injil yang dianggap tidak sesuai dengan spiritualitas masyarakat lokal telah diperdebatkan sejak abad pertama. Paulus, sebagai seorang rasul, menghadapi tantangan dalam memberitakan injil karena eksklusivitas kekristenan awal. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan ajaran Paulus dalam 1 Korintus 9:1-23 dari sudut pandang misiologis. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Paulus melaksanakan pekerjaan misinya dalam masyarakat dengan berbagai budaya dan spiritualitas. Penulis bermaksud untuk menjelaskannya melalui eksposisi yang menekankan aspek historis, gramatikal, dan kontekstual dari ayat tersebut. Pekerjaan misi adalah tugas mulia dari Tuhan. Keberagaman budaya mengharuskan para misionaris untuk fleksibel dengan kondisi budaya tanpa mengorbankan nilai-nilai teologi alkitabiah. Misi tidak harus mencabut seseorang dari budayanya, tetapi dapat memberikan interpretasi baru terhadap budaya tersebut sesuai dengan kebenaran Kristen. Sementara memberikan makna baru pada budaya, materi misi harus bersifat Kristosentris. Fleksibilitas terhadap budaya lokal dapat mengurangi tingkat perlawanan dari masyarakat setempat.

Teologi Kristen, terutama teologi yang dibangun di atas konsep Perjanjian Baru, menekankan bahwa orang Kristen telah dibebaskan dari hukum-hukum duniawi yang mengikat mereka.Banyak orang Kristen menganggap bahwa kematian Kristus telah menebus mereka dari perbudakan budaya.Beberapa orang Kristen memilih untuk hidup tanpa hukum (antinomian) dalam pandangan kebebasan baru mereka dalam Kristus.Dengan alasan tersebut, budaya dianggap sebagai aspek hidup yang bisa dinegosiasikan.oleh karena itu, mereka berusaha sebisa mungkin untuk membebaskan diri dari aspek-aspek budaya tertentu.Namun, pekerja misi perlu mempelajari budaya dan kemudian menyortir unsur-unsur budaya mana yang harus ditinggalkan agar budaya yang sama dapat digunakan untuk menjembatani pemberitaan Injil.Pekerja misi harus bersikap tegas dan memiliki toleransi nol terhadap budaya yang bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan.Namun, misionaris dapat membantu menjaga elemen-elemen baik dalam berbagai budaya dengan pesan Injil.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana misionaris memanfaatkan teknologi modern dalam penyebaran Injil di masyarakat plural. Selanjutnya, perlu dikaji lebih dalam tentang strategi misi Paulus dalam konteks budaya yang berbeda dan bagaimana strategi tersebut dapat diterapkan pada konteks modern saat ini. Penelitian juga bisa melibatkan studi kasus tentang misi yang berhasil di daerah dengan keberagaman budaya tinggi, guna memahami faktor-faktor apa yang membuat pendekatan mereka efektif dalam situasi tersebut.

  1. One moment, please.... moment please wait request verified journal.sttsimpson.ac.id/index.php/JTKI/article/view/249One moment please moment please wait request verified journal sttsimpson ac index php JTKI article view 249
  2. OSF. 0 osf.io/wrnmyOSF 0 osf io wrnmy
  3. One moment, please.... moment please wait request verified doi.org/10.46445/jtki.v1i1.299One moment please moment please wait request verified doi 10 46445 jtki v1i1 299
  4. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili. jadikanlah murid tugas pemuridan gereja matius evangelikal jurnal... doi.org/10.46445/ejti.v3i2.138Evangelikal Jurnal Teologi Injili jadikanlah murid tugas pemuridan gereja matius evangelikal jurnal doi 10 46445 ejti v3i2 138
  1. #seni budaya lokal#seni budaya lokal
File size348.46 KB
Pages15
DMCAReportReport

ads-block-test