Publisher

UIN WALISONGOUIN WALISONGO

Journal Psikohumaniora: Jurnal Penelitian PsikologiPsikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi Abstract

Keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia mengalami tekanan karena peran dan tanggung jawab yang terkait, yang dikenal sebagai beban subjektif. Nilai-nilai budaya mempengaruhi pengambilan keputusan terkait perilaku merawat, termasuk yang didasarkan pada nilai Jawa rasa rumangsa sebagai mekanisme penyesuaian diri dalam konteks merawat. Dukungan sosial adalah faktor yang membantu mengurangi beban subjektif keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia. Penelitian ini menyelidiki dukungan sosial sebagai mediator dalam peran rasa rumangsa terkait beban subjektif tersebut. Penelitian kuantitatif ini menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data, dengan 112 keluarga pengasuh individu skizofrenia yang dipilih untuk penelitian dengan metode purposive sampling. Kuesioner yang digunakan adalah 1) Skala Rasa Rumangsa; 2) Daftar Evaluasi Dukungan Antar Pribadi (ISEL); dan 3) Wawancara Beban Zarit (ZBI). Hipotesis diuji menggunakan Jamovi versi 2.6.13 dengan modul medmod, mengikuti Model 4 kerangka mediasi sederhana Hayes. Hasilnya menunjukkan bahwa dukungan sosial sepenuhnya memediasi hubungan antara rasa rumangsa dan beban subjektif keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia (efek tidak langsung: ß = -.1137, p < .05, 95% CI = -.2186, -.0105). Implikasinya, mempelajari rasa rumangsa sebagai mekanisme penanganan budaya dapat menjadi cara alternatif untuk menjelaskan hubungannya dengan beban subjektif keluarga tersebut. Selain itu, temuan ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan program kesehatan mental untuk meningkatkan dukungan sosial, yang pada akhirnya akan mengurangi beban subjektif.

Conclusion

Rasa rumangsa adalah mekanisme penyesuaian diri yang meningkatkan pencarian dan persepsi dukungan sosial yang tersedia.Akibatnya, beban subjektif atau stres yang dialami keluarga saat merawat dapat berkurang.Penelitian ini berkontribusi pada penelitian psikologis yang berorientasi budaya dengan menunjukkan bahwa rasa rumangsa, nilai penanganan yang berakar dalam budaya Jawa, didasarkan pada mekanisme penanganan yang bergantung pada dinamika relasional dan nilai-nilai yang tertanam dalam budaya.Temuan ini menekankan peran mediasi dukungan sosial dan menunjukkan bahwa dampak rasa rumangsa beroperasi terutama melalui mekanisme relasional daripada bantuan intrapersonal.Ini adalah mekanisme penanganan yang digunakan keluarga untuk menunjukkan identitas budaya yang mendalam, kesadaran diri, dan empati.Hal ini memungkinkan keluarga untuk terus memahami, merefleksikan diri, dan empati dengan individu yang mengalami skizofrenia, sambil fokus pada pencarian solusi untuk perawatan skizofrenia.Temuan ini memperkuat nilai integrasi konstruk yang relevan secara budaya ke dalam kerangka kerja perawatan dan kesehatan mental, khususnya dalam masyarakat kolektivis seperti Indonesia.Rekomendasi bagi praktisi dan pembuat kebijakan termasuk mempromosikan rasa rumangsa sebagai strategi penanganan budaya Jawa untuk memperkuat dukungan sosial dan mengurangi beban subjektif.Selain itu, temuan ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan program kesehatan mental untuk meningkatkan dukungan sosial, yang pada gilirannya akan mengurangi beban yang dirasakan oleh keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia.

Future Research

Saran penelitian lanjutan yang baru berdasarkan latar belakang, metode, hasil, keterbatasan, dan bagian saran penelitian lanjutan dalam paper ini adalah: Pertama, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi apakah rasa rumangsa mempengaruhi hasil psikologis lainnya, seperti gejala depresi, ketahanan, atau kesejahteraan psikologis. Menilai apakah mekanisme mediasi serupa ada dalam konteks yang berbeda akan membantu mengklarifikasi posisi unik rasa rumangsa di antara strategi penanganan dalam masyarakat kolektivis. Kedua, penelitian selanjutnya dapat menyelidiki apakah rasa rumangsa memiliki pengaruh langsung pada hasil psikologis tertentu, seperti ketahanan atau kesejahteraan psikologis. Mempelajari interaksi rasa rumangsa dengan variabel budaya atau situasional lainnya dapat membantu menyempurnakan batas-batas teoritisnya dan mengklarifikasi posisinya yang unik di antara strategi penanganan dalam masyarakat kolektivis. Ketiga, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menguji apakah rasa rumangsa memiliki pengaruh langsung pada hasil psikologis tertentu, seperti ketahanan atau kesejahteraan psikologis. Mempelajari interaksi rasa rumangsa dengan variabel budaya atau situasional lainnya dapat membantu menyempurnakan batas-batas teoritisnya dan mengklarifikasi posisinya yang unik di antara strategi penanganan dalam masyarakat kolektivis.

References

1. Lippincott Home. lippincott home rootsite doi.org/10.17795/nmsjournal14560Lippincott Home lippincott home rootsite doi 10 17795 nmsjournal14560
2. The burden, support and needs of primary family caregivers of people experiencing schizophrenia in Beijing... doi.org/10.1186/s12888-019-2052-4The burden support and needs of primary family caregivers of people experiencing schizophrenia in Beijing doi 10 1186 s12888 019 2052 4
3. APA PsycNet. psycnet loading doi.org/10.1037/0003-066X.51.4.407APA PsycNet psycnet loading doi 10 1037 0003 066X 51 4 407
4. Lippincott Home. lippincott home rootsite doi.org/10.17795/nmsjournal35594Lippincott Home lippincott home rootsite doi 10 17795 nmsjournal35594

Metadata

File size	753.24 KB
Pages	18
DMCA	ReportReport