RESCOLLACOMMRESCOLLACOMM

International Journal of Quantitative Research and ModelingInternational Journal of Quantitative Research and Modeling

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan serius di wilayah tropis seperti Indonesia, termasuk Kota Bandung, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan vektor Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan jumlah kasus DBD antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung selama periode 2023-2024. Data sekunder diperoleh dari dua sumber berbeda dan dianalisis menggunakan uji statistik chi-kuadrat. Hasil gabungan menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD pada laki-laki adalah 1.607 kasus, yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sebanyak 1.590 kasus. Nilai yang dihitung pada tahun 2023 adalah 0,65, dan pada tahun 2024 adalah 0,015. Sementara data gabungan 2023-2024 memiliki nilai chi-kuadrat sebesar 0,5708. Ini menunjukkan bahwa hasil ketiga perhitungan tersebut lebih kecil daripada nilai tabel chi-kuadrat sebesar 3,84 (α = 0,05; db = 1), sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah kasus demam berdarah antara laki-laki dan perempuan. Temuan ini menunjukkan bahwa jenis kelamin bukan faktor penentu dalam penyebaran kasus demam berdarah di Kota Bandung.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan serius di wilayah tropis seperti Indonesia, termasuk Kota Bandung, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan vektor Aedes aegypti.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan jumlah kasus DBD antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung selama periode 2023-2024.Data sekunder diperoleh dari dua sumber berbeda dan dianalisis menggunakan uji statistik chi-kuadrat.Hasil gabungan menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD pada laki-laki adalah 1.607 kasus, yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sebanyak 1.Nilai yang dihitung pada tahun 2023 adalah 0,65, dan pada tahun 2024 adalah 0,015.Sementara data gabungan 2023-2024 memiliki nilai chi-kuadrat sebesar 0,5708.Ini menunjukkan bahwa hasil ketiga perhitungan tersebut lebih kecil daripada nilai tabel chi-kuadrat sebesar 3,84 (α = 0,05.db = 1), sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah kasus demam berdarah antara laki-laki dan perempuan.Temuan ini menunjukkan bahwa jenis kelamin bukan faktor penentu dalam penyebaran kasus demam berdarah di Kota Bandung.Hasil uji chi-kuadrat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan statistik yang signifikan dalam jumlah kasus DBD antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung selama periode 2023-2024.Penelitian lanjutan dapat menggali apakah pola aktivitas luar ruangan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung memengaruhi paparan terhadap nyamuk Aedes aegypti, karena data saat ini hanya fokus pada jumlah kasus tanpa mempertimbangkan perilaku sehari-hari.Selain itu, perlu diteliti apakah faktor-faktor seperti kepadatan sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal, kualitas sanitasi, atau frekuensi penerapan PSN (3M Plus) secara berbeda di setiap wilayah memengaruhi risiko infeksi secara lebih akurat daripada jenis kelamin.Terakhir, studi berikutnya sebaiknya menggabungkan data imunologis individu — seperti tingkat antibodi atau hormon estrogen/testosteron — untuk mengevaluasi apakah perbedaan biologis yang disebutkan dalam literatur benar-benar berdampak pada tingkat kejadian DBD, atau apakah faktor sosial dan lingkungan justru lebih dominan dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap infeksi dengue di kota padat seperti Bandung.Meskipun literatur menyatakan adanya perbedaan respons imun berdasarkan jenis kelamin, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa gender tidak terbukti sebagai faktor penentu dalam distribusi kasus DBD di Kota Bandung.Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan serius di wilayah tropis seperti Indonesia, termasuk Kota Bandung, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan vektor Aedes aegypti.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan jumlah kasus DBD antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung selama periode 2023-2024.Data sekunder diperoleh dari dua sumber berbeda dan dianalisis menggunakan uji statistik chi-kuadrat.Hasil gabungan menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD pada laki-laki adalah 1.607 kasus, yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sebanyak 1.Nilai yang dihitung pada tahun 2023 adalah 0,65, dan pada tahun 2024 adalah 0,015.Sementara data gabungan 2023-2024 memiliki nilai chi-kuadrat sebesar 0,5708.Ini menunjukkan bahwa hasil ketiga perhitungan tersebut lebih kecil daripada nilai tabel chi-kuadrat sebesar 3,84 (α = 0,05.db = 1), sehingga hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah kasus demam berdarah antara laki-laki dan perempuan.Temuan ini menunjukkan bahwa jenis kelamin bukan faktor penentu dalam penyebaran kasus demam berdarah di Kota Bandung.

Penelitian lanjutan dapat menggali apakah pola aktivitas luar ruangan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan di Kota Bandung memengaruhi paparan terhadap nyamuk Aedes aegypti, karena data saat ini hanya fokus pada jumlah kasus tanpa mempertimbangkan perilaku sehari-hari. Selain itu, perlu diteliti apakah faktor-faktor seperti kepadatan sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal, kualitas sanitasi, atau frekuensi penerapan PSN (3M Plus) secara berbeda di setiap wilayah memengaruhi risiko infeksi secara lebih akurat daripada jenis kelamin. Terakhir, studi berikutnya sebaiknya menggabungkan data imunologis individu — seperti tingkat antibodi atau hormon estrogen/testosteron — untuk mengevaluasi apakah perbedaan biologis yang disebutkan dalam literatur benar-benar berdampak pada tingkat kejadian DBD, atau apakah faktor sosial dan lingkungan justru lebih dominan dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap infeksi dengue di kota padat seperti Bandung.

  1. Analisis Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan | Mahendra... ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/2790Analisis Penyebab Demam Berdarah Dengue DBD Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Mahendra ji unbari ac index php ilmiah article view 2790
  2. Analisis Penyebab dan Solusi Rekonsiliasi Finished Goods Menggunakan Hipotesis Statistik dengan Metode... journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnaltekno/article/view/623Analisis Penyebab dan Solusi Rekonsiliasi Finished Goods Menggunakan Hipotesis Statistik dengan Metode journal binadarma ac index php jurnaltekno article view 623
  3. MANIFESTASI KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) | Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas... doi.org/10.32539/jkk.v10i3.21425MANIFESTASI KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE DBD Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Publikasi Ilmiah Fakultas doi 10 32539 jkk v10i3 21425
  4. Studi Mixed Method: Gambaran Epidemiologi dan Analisis Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD)... doi.org/10.32667/ijid.v8i2.144Studi Mixed Method Gambaran Epidemiologi dan Analisis Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue DBD doi 10 32667 ijid v8i2 144
  1. #decision support system#decision support system
  2. #multiple linear regression#multiple linear regression
Read online
File size456.91 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-jI
DMCAReport

Related /

ads-block-test