UNUSAUNUSA

Journal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaJournal | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Banyak produsen tabung pengumpul darah tidak merekomendasikan pengocokan pada tabung berkap merah. Pengocokan tabung tersebut dapat meningkatkan interaksi darah dengan permukaan kaca tabung sehingga memicu jalur kontak pada kaskade koagulasi. Secara umum, darah memerlukan waktu 30–60 menit untuk membeku pada suhu ruang tanpa pengocokan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas pengocokan tabung pengumpul darah berkap merah dalam menghasilkan volume serum. Metode yang digunakan adalah eksperimental. Sebanyak 5 mL darah diambil dan dibagi ke dalam tiga tabung masing-masing berisi 1 mL darah. Tabung pertama dan kedua dikocok delapan kali; tabung pertama diinkubasi selama 10 menit, sedangkan tabung kedua diinkubasi selama 25 menit. Tabung ketiga (kontrol) tidak dikocok tetapi diinkubasi selama 40 menit. Semua tabung kemudian dikentrifugasi pada 3000 g selama 10 menit. Volume serum diukur dengan mikropipet dan dikumpulkan ke dalam tabung Eppendorf. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan volume serum yang terbentuk setelah pengocokan berdasarkan variasi waktu inkubasi (P = 0,002). Uji Post Hoc Bonferroni menunjukkan bahwa tabung kedua tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol (P = 0,751). Dapat disimpulkan bahwa pengocokan delapan kali pada tabung berkap merah dan inkubasi selama 25 menit dapat mempercepat proses koagulasi.

Tabung pengumpul darah berkap merah yang dikocok delapan kali dan diinkubasi selama 25 menit mampu mempercepat proses koagulasi.Keterbatasan penelitian ini terletak pada pengukuran volume serum yang tidak mempertimbangkan debris yang mungkin terbawa dalam serum.

Pertama, penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi bagaimana variasi jumlah dan intensitas pengocokan (misalnya 4, 8, dan 12 kali dengan sudut rotasi berbeda) berpengaruh terhadap volume serum, kandungan fragmen sel, dan debris yang terbawa, agar dapat dipahami batas optimal protokol pengocokan demi mendapatkan serum dengan kemurnian tinggi dengan mengukur debris menggunakan mikroskop optik atau sitometri aliran. Kedua, studi lanjutan dapat mengevaluasi dampak protokol pengocokan, waktu inkubasi, dan suhu inkubasi pada stabilitas dan akurasi parameter biokimia dalam serum, seperti kadar enzim hati, elektrolit, atau glukosa, dengan memantau perubahan konsentrasi sebelum dan sesudah pengocokan menggunakan metode kuantitatif serta analisis mikroskopis untuk mendeteksi degradasi molekul. Ketiga, penelitian dapat membandingkan kinerja tabung pengumpul darah berkap merah berbahan gelas dan plastik tanpa aditif dalam hal percepatan proses koagulasi, efisiensi volume serum yang diperoleh, serta potensi interferensi analit, sehingga dapat diidentifikasi material tabung paling sesuai. Dengan ketiga fokus studi tersebut, akan dihasilkan rekomendasi protokol laboratorium yang optimal dari sisi waktu dan kualitas sampel serum, mendukung keandalan pemeriksaan klinis di tahap pre-analitik.

File size614.43 KB
Pages5
DMCAReportReport

ads-block-test