KKPKKP

Program pengawasan penyakit memberikan informasi terkini mengenai distribusi penyakit yang memungkinkan pengembangan strategi mitigasi dan pencegahan yang tepat. Virüs WSSV dan IMNV merupakan penyakit paling mengancam pada udang dan telah memengaruhi industri budidaya udang global. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki prevalensi WSSV dan IMNV di tiga lokasi budidaya udang di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat. Sampel udang Litopenaeus vannamei secara acak dikumpulkan dari 20 peternakan aktif dan lima sampel postlarva (PL) yang ditetapkan di kolam. Jaringan udang dan tubuh lengkap PL disimpan dalam etanol 90% untuk analisis. Deteksi WSSV dan IMNV dilakukan menggunakan kit portable IQTM WSSV dan IQTM IMNV Kit POCKIT. Hasil menunjukkan prevalensi WSSV sebesar 30 % (6/20) dan IMNV sebesar 20 % (4/20), sedangkan pada PL 40 % (2/5). Penelitian ini secara jelas mengonfirmasi bahwa virus ditransmisikan dari PL yang tidak bebas WSSV maupun IMNV. Oleh karena itu, program bio‑surveilansi secara kuat disarankan untuk diimplementasikan guna mencegah penyebaran penyakit virus ke lokasi lain di Indonesia.

Pada penelitian ini, prevalensi WSSV adalah 30 % (6/20) dan IMNV 20 % (4/20), sedangkan pada PL 40 % (2/5).Sampel di Sulawesi Selatan (Takalar) hanya positif untuk WSSV, sementara sampel di Jawa Barat (Panimbang) hanya positif untuk IMNV.Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan pelaksanaan program bio‑surveilansi guna mencegah penyebaran penyakit virus ke lokasi lain di Indonesia.

Penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan sampel dengan melibatkan lebih banyak peternakan di berbagai wilayah Indonesia untuk menilai variasi geografis prevalensi WSSV dan IMNV. Studi longitudinal yang melacak dinamika infeksi dari tahap PL hingga dewasa dapat memperjelas mekanisme penyebaran virus secara musiman dan menilai efektivitas cara pemangkasan dan biosecurity yang telah diterapkan. Eksperimen kontrol infeksi pada kolam percobaan dapat menilai dampak faktor lingkungan seperti suhu dan salinitas terhadap penetrasi dan mortalitas WSSV/IMNV, sehingga dapat menghasilkan rekomendasi manajemen berbasis data. Mengintegrasikan teknologi diagnostik berbasis CRISPR atau PCR real-time dapat meningkatkan sensitivitas dan kecepatan deteksi, memfasilitasi respons cepat terhadap wabah. Akhirnya, pemantauan genotip WSSV dan IMNV melalui analisis sekusyen genom dapat mengidentifikasi varian berpotensi lebih virulen atau lebih resisten, memberikan dasar bagi seleksi strain tahanan atau pengembangan vaksin.

File size102.78 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test