UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Alkaloid Cinchona dikenal sebagai senyawa antimalaria dan anti‑arrytmi. Karena lama waktu panen dahan tanaman, teknologi kultur sel menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan menilai dampak elicitor, filtrat dua strain endofit, dan metil jasmonat (MeJA) pada kultur sel suspend Cinchona ledgeriana Moens untuk produksi quinine dan quinidine. Sel dikultur selama tujuh minggu dalam media CW (menentukan media kayu) dengan masing‑masing diterapkan elicitor pada konsentrasi berbeda. Pertumbuhan sel diamati dan alkaloid dianalisis menggunakan HPLC. Sel yang diobati dengan MeJA gagal tumbuh, menyebabkan biomassa sel tidak mencukupi untuk analisis alkaloid. Hal ini menunjukkan sel sangat sensitif terhadap konsentrasi rendah MeJA yang menghambat pertumbuhan. Sel yang diobati dengan filtrat Diaporthe sp. M‑13 (filtrasi Millipore) menghasilkan biomassa paling sedikit namun menampilkan kandungan alkaloid tertinggi. Strain M‑13 lebih kuat sebagai elicitor dibandingkan M‑23 pada spesies tanaman ini. Filtrat fungi non‑virus dapat meningkatkan biosintesis alkaloid, menegaskan bahwa sel kultur dapat memproduksi metabolit sekunder dan produktivitas dapat diperbesar dengan penggunaan elicitor yang tepat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa filtrat endofit Diaporthe sp.M‑13 dapat memicu produksi alkaloid Cinchona walaupun menurunkan biomassa sel.Sel kultur Cinchona Ledgeriana Moens tidak dapat tumbuh bila diberi MeJA, sehingga elicitor tersebut tidak layak untuk aplikasi ini.Efektivitas filtrat M‑13 sebagai elicitor menegaskan peran unik faktor biokimia yang diberikan, memperkaya metode peningkatan produksi alkaloid di kultur sel.

Satu, melakukan analisis spektrum massal (LC‑MS/MS) dan spektroskopi NMR pada filtrat filamen Diaporthe sp. M‑13, termasuk percobaan inokulasi dosis beragam, untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif spesifik yang mampu meningkatkan jalur biosintesis quinine dan quinidine, sehingga dapat menghasilkan elicitor sintetik dengan konsistensi tinggi, potensi output produksi skala besar, dan kemudahan aplikasi dalam kultur sel; Dua, meneliti sinergi antara filtrat fungi dan MeJA dengan variasi dosis, rasio waktu pemberian, serta periode kultur dalam sistem kultur sel Cinchona Ledgeriana Moens, dengan pendekatan kuantitatif dan statistik multivariat, guna mengoptimalkan kombinasi yang memaksimalkan produksi alkaloid sambil menjaga kesehatan dan biomassa sel yang cukup untuk proses jangka panjang; Tiga, mengimplementasikan kultur sel dalam bioreaktor berotomatisasi real‑time yang mengontrol parameter kritis seperti aerasi, agitasi, pH, dan nutrisi, sambil memantau ekspresi gen regulasi biosintesis alkaloid secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode RT‑qPCR, sehingga dapat menilai kestabilan proses, skalabilitas produksi alkaloid untuk aplikasi industri farmasi, dan menilai toleransi terhadap molekuler dan mikroorganisme yang mungkin mengganggu kultur.

File size535.14 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test