KKPKKP

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti karakteristik pertumbuhan strain mikroalga yang diisolasi dari Teluk Kendari dan estuari Sungai Wanggu, Indonesia. Pertumbuhan isolat yang diberi nama Kb1-2, Kb1-3, Kb1-5, dan Kb2-6 dievaluasi di bawah kondisi terkontrol. Eksperimen kultur batch strain tersebut (kecuali Kb2-6) dilakukan selama 15 hari pada tingkat salinitas 20, 25, 30, dan 35 g L-1. Tetraselmis chui, Tisochrysis lutea, dan Chaetoceras neogracile juga dikultur dan digunakan sebagai referensi pertumbuhan. Densitas sel diukur setiap hari sedangkan ukuran sel diukur dari 50 sel hidup pada fase logaritmik. Ukuran sel tiga dari empat mikroalga Indonesia berkisar antara 1,2–11,8 µm, dianggap cocok bagi larva udang. Strain Indonesia memulai fase logaritmik pada semua salinitas diuji mulai hari 0–3 setelah inokulasi kecuali Kb1-3 yang memulai fase setelah kelankapan 3 hari. Densitas sel meningkat seiring periode kultur dan laju pembelahan mikroalga Indonesia selama fase logaritmik serupa pada semua salinitas yang diuji dan sebanding dengan T. chui, Ti. lutea, dan C. neogracile. Namun, biomassa akhir setelah 15 hari kultur semua strain mikroalga dipengaruhi oleh salinitas kultur yang diuji. Biomassa kering dan berat kering bebas abu mikroalga Indonesia serupa dengan strain sel kecil, Ti. lutea dan C. neogracile. Strain mikroalga Indonesia (kecuali Kb2-6) disarankan sebagai kandidat pakan hidup untuk kultur massal pada peternakan udang berdasarkan ukuran sel, kemampuan bertahan hidup periode kultur lama, dan toleransi salinitas luas.

Pertumbuhan dan hasil akhir strain mikroalga Indonesia tidak terpengaruh oleh level salinitas berbeda maupun bersifat komparatif dengan strain referensi T.Tiga dari empat strain mikroalga memiliki ukuran, toleransi salinitas, dan karakteristik pertumbuhan yang cocok sebagai pakan hidup di penangkaran ikan laut.Temuan ini sejalan dengan inisiatif memanfaatkan mikroalga lokal untuk tujuan akuakultur guna menurunkan biaya produksi, mempromosikan praktik akuakultur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di wilayah dan di Indonesia secara umum.

Pertama, lakukan uji eksperimental untuk menilai pengaruh terbatasnya nutrisi dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan, kandungan lipid, serta profil asam lemak mikroalga Indonesia pada berbagai fase kultur. Kedua, lakukan analisis komposisi nutrisi dan profil lipid di tahap akhir kultur versus fase logaritmik, mengingat kemungkinan peningkatan nilai nutrisi pada fase final dapat meningkatkan kualitas pakan hidup. Ketiga, uji kultur mikroalga tersebut di bawah skenario fluktuasi salinitas yang diproyeksikan akibat perubahan iklim, guna menilai kemampuan mereka dalam beradaptasi dan mempertahankan produktivitas di lingkungan estuari yang berubah-ubah.

File size1.21 MB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test