Publisher

UGMUGM

Journal Gadjah Mada International Journal of BusinessGadjah Mada International Journal of Business Abstract

Di Indonesia, Undang-Undang No. 40/2007 mengatur tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai kewajiban bagi perusahaan berbasis sumber daya. Empat bulan setelah undang-undang ini berlaku, enam pihak meminta tinjauan yudisial ke Mahkamah Konstitusi, berargumen bahwa penerapan wajib CSR dapat menyebabkan ketidakpastian hukum, efisiensi bisnis yang menurun, daya saing yang berkurang, dan perlakuan diskriminatif. Namun, pada April 2009, permintaan tersebut ditolak. Menggunakan kasus CSR pasca gempa Yogyakarta 2006, penelitian ini bertujuan menguji apakah penerapan CSR mengurangi daya saing. Dengan pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini menguji model kepercayaan, sikap, dan niat beli konsumen terhadap perusahaan yang menerapkan CSR. Fase pertama menggunakan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan analisis konten pada penerima manfaat CSR, dan fase kedua menggunakan survei terhadap orang tua siswa yang sekolahnya direkonstruksi, dianalisis dengan partial least squares. Hasil menunjukkan bahwa asumsi bahwa CSR mengurangi daya saing tidak benar; sebaliknya, CSR memengaruhi sikap konsumen terhadap perusahaan, dan sikap tersebut sepenuhnya menjadi mediator antara kepercayaan dan niat beli terhadap produk perusahaan yang menerapkan CSR.

Conclusion

Penerapan CSR tidak mengurangi daya saing perusahaan, melainkan justru meningkatkan sikap positif konsumen terhadap perusahaan.Sikap konsumen berperan sebagai mediator penuh antara kepercayaan terhadap CSR dan niat beli produk perusahaan.Temuan ini mendukung bahwa CSR, terutama dalam bentuk filantropi kemanusiaan, dapat menjadi strategi komunikasi jangka panjang yang efektif untuk membangun citra perusahaan dan loyalitas konsumen.

Future Research

Penelitian selanjutnya dapat menguji apakah dampak positif CSR terhadap niat beli tetap berlangsung jika perusahaan menghentikan program CSR setelah bencana, karena mungkin konsumen akan menganggapnya sebagai strategi jangka pendek. Selain itu, perlu diteliti apakah jenis CSR yang berbeda—seperti pelatihan keterampilan atau pengelolaan lingkungan—juga memiliki pengaruh serupa terhadap sikap dan niat beli, bukan hanya bantuan fisik seperti rekonstruksi sekolah. Terakhir, penelitian bisa membandingkan respons konsumen di daerah bencana dengan daerah yang tidak mengalami bencana, untuk melihat apakah efek CSR lebih kuat saat terjadi krisis atau apakah dampaknya konsisten bahkan dalam kondisi normal, sehingga bisa menjadi strategi pemasaran yang berkelanjutan dan tidak hanya reaktif terhadap bencana.

Metadata

File size	115.58 KB
Pages	33
DMCA	ReportReport