STAIHWDURISTAIHWDURI

Jurnal Alqolam | Jurnal AlqolamJurnal Alqolam | Jurnal Alqolam

Membahas tentang remaja selalu menarik, yang dilihat dari sudut pandang kondisi biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Untuk kondisi spiritual, remaja sedang dalam kondisi berpikir kritis terhadap aktivitas agama, sehingga selalu menginginkan efek dari pelaksanaan keagamaan untuk mendapatkan rasa aman. Oleh karenanya, bagaimana cara dan pengalaman yang harus dimiliki remaja agar mampu untuk beradaptasi di situasi yang berubah-ubah ataupun budaya yang sangat beragam. Kemampuan adaptasi remaja dibutuhkan agar tetap mandiri dan siap untuk menghadapi masa depan yang sudah direncanakan (bahkan menjadi tuntutan keluarga dan lingkungan). Bimbingan dan konseling dengan pendekatan budaya keragaman atau ke-Bhineka Tunggal Ika-an memberikan kesempatan pada remaja agar memiliki resiliensi (daya lentur) dalam menghadapi kondisi kehidupan di abad 21 yang penuh dengan perubahan sangat cepat dan tuntutan kesempurnaan dengan cara praktis. Sehingga, remaja dengan berbagai keunikan dan tuntutan lingkungan sosial budaya akan tetap bertahan dan menjadi remaja yang tangguh untuk berprestasi dalam berbagai aspek kehidupan dalam menneruskan cita-cita keluarga, bangsa dan agama.

Remaja dengan kekhasan perubahan dan kebutuhan secara personal, serta tuntutan dan tanggung jawab sosial menjadi penyebab munculnya berbagai masalah pada remaja.Sehingga dibutuhkan peran serta orang dewasa dalam memberikan bimbingan.Maka kenakalan dan krisis identitas pada remaja tidak akan terjadi ketika orang dewasa memahami kebutuhan remaja.Bahkan lingkungan tidak akan membebani remaja dengan tuntutan untuk mandiri dan bertanggung jawab ketika remaja sudah berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan identitas dan lingkungan budayanya.Maka orang dewasa akan menjadi teman bagi remaja, untuk tanya jawab berkaitan dengan permasalahan perubahan fisik yang cepat, diposisikan sebagai anak kecil atau orang yang sudah besar, tuntutan sosial untuk berfungsi di masyarakat maupun tugas-tugas keagamaan yang harus dilaksanakan dengan sempurna.Bahkan dukungan dari kelompok teman sebaya dapat berfungsi sebagai wadah remaja untuk berlatih mendapatkan pengalaman yang beragam.Dan berbagai kegiatan yang diikuti remaja merupakan kesempatan remaja untuk memilih manakah yang lebih tepat untuk dirinya sendiri meskipun masih membutuhkan orang dewasa untuk membimbing agar remaja dapat mengoptimalkan kemampuan biologis-psikologis-sosial-spiritualnya.Oleh karenanya, bimbingan konseling agama dengan pendekatan budaya dapat dilakukan oleh orang dewasa maupun profesi bimbingan konseling untuk membantu remaja memiliki sikap lentur (resiliensi).

Penelitian lanjutan dapat fokus pada studi komparatif efektivitas pendekatan budaya dalam bimbingan konseling untuk remaja di berbagai wilayah Indonesia dengan keragaman etnis dan agama. Penelitian juga bisa mengeksplorasi dampak interaksi antara kelompok teman sebaya dan nilai-nilai budaya terhadap perkembangan resiliensi remaja. Selain itu, penting untuk mengkaji peran keluarga dalam memfasilitasi adaptasi budaya remaja, khususnya dalam konteks globalisasi yang semakin mengubah pola kehidupan sosial dan spiritual. Dengan memahami faktor-faktor ini, peneliti dapat mengembangkan strategi bimbingan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan remaja di era modern.

  1. #zakat produktif#zakat produktif
  2. #kondisi spiritual remaja#kondisi spiritual remaja
Read online
File size361.74 KB
Pages24
Short Linkhttps://juris.id/p-1rL
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test