UBUB

Indonesian Journal for Social ResponsibilityIndonesian Journal for Social Responsibility

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan dalam proses penggorengan dan sering kali dibuang sebagai limbah. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan konsumsi minyak goreng dalam negeri meningkat 2,32 % per tahun pada sektor rumah tangga dari 2015 hingga 2020. Berdasarkan survei, sebanyak 95 % (n=20) warga RW 02 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan merupakan penghasil minyak jelantah dari kegiatan dapur dan sebanyak 70 % tidak mengetahui bagaimana cara mengolah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat. Minyak jelantah yang tidak dikelola dengan tepat dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi berulang. Di sisi lain, minyak jelantah memiliki potensi manfaat besar dalam berbagai sektor. Oleh karena itu, upaya meminimalkan jumlah limbah minyak jelantah dengan cara memanfaatannya perlu dilakukan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan mencegah pencemaran lingkungan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi serta pelatihan kepada warga tentang tata kelola minyak jelantah dan bagaimana mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk turunan mengandung ekoenzim (ecoenzyme) yang berguna. Metode yang digunakan dengan cara penyebaran kuesioner, edukasi, serta pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dan sabun cair yang mengandung ekoenzim. Indikator pencapaian kegiatan adalah peserta secara mandiri telah memproduksi lilin aromaterapi untuk suatu bazar dengan kualitas lebih baik. Hasil kuesioner setelah pelatihan menyatakan seluruh peserta pelatihan (100 %, n=14) telah memahami cara mengelola minyak jelantah dengan tepat, telah memahami cara membuat produk turunan minyak jelantah dan tertarik menjadikannya sebagai bisnis.

Program Pengabdian kepada Masyarakat ini disambut positif oleh warga RW 02 Kelurahan Pancoran.mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi serta sabun cair mengandung ekoenzim, yang dapat menjadi peluang usaha dan mendukung operasional PKK.Indikator keberhasilan terlihat dari kemampuan peserta yang secara mandiri memproduksi kedua produk tersebut, menandakan peningkatan pemahaman dan keterampilan.Untuk kelanjutan, disarankan pengembangan desain logo produk, strategi pemasaran termasuk penjualan online, serta memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi variasi formulasi ekoenzim yang dihasilkan dari limbah organik berbeda (misalnya limbah buah, sayuran, atau kulit buah) untuk menilai pengaruhnya terhadap sifat antimikroba dan kualitas produk lilin aromaterapi serta sabun cair, sehingga dapat mengoptimalkan efektivitas produk. Selanjutnya, dilakukan survei terstruktur terhadap kelompok sosial‑ekonomi beragam di Jakarta untuk mengukur tingkat penerimaan konsumen, preferensi aroma, dan potensi pasar produk aromaterapi dan sabun ecoenzyme, guna menghasilkan model pemasaran yang lebih tepat sasaran. Terakhir, diperlukan pengembangan model rantai pasok berbasis komunitas yang terukur untuk pengumpulan minyak jelantah, produksi bahan baku, dan distribusi produk akhir kepada UMKM lokal, dengan fokus pada keberlanjutan, efisiensi biaya, dan peningkatan kesejahteraan warga. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ilmiah dan praktis bagi skala produksi yang lebih luas, sekaligus memperluas dampak sosial‑ekonomi pengelolaan limbah minyak jelantah.

  1. Peningkatan Kapasitas Warga RW 02 Kelurahan Pancoran melalui Edukasi dan Pelatihan Pemanfaatan Minyak... doi.org/10.36782/ijsr.v7i01.381Peningkatan Kapasitas Warga RW 02 Kelurahan Pancoran melalui Edukasi dan Pelatihan Pemanfaatan Minyak doi 10 36782 ijsr v7i01 381
  1. #harga kualitas produk#harga kualitas produk
  2. #kualitas produk harga#kualitas produk harga
Read online
File size369.47 KB
Pages12
DMCAReport

Related /

ads-block-test