MAHARDIKAMAHARDIKA

Jurnal Kesehatan MahardikaJurnal Kesehatan Mahardika

Latar Belakang: Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan bagian prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. Cakupan kunjungan kehamilan keempat merupakan salah satu indikator evaluasi dalam tujuan pembangunan milenium kelima. Target pencapaian tahun 2015 adalah sebesar 95% dan frekuensi pemeriksaan antenatal care minimal 4 kali selama masa kehamilan adalah sebesar 83,5%. Sementara itu, Puskesmas Sendang memiliki 155 kader posyandu dan cakupan kunjungan antenatal care keempat pada periode Januari - Maret 2015 sebesar 23%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis . Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan prospektif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan pertama di Puskesmas Sendang. Sampel penelitian berjumlah 76 orang dengan teknik total sampling. Data primer diperoleh menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari register kohort Antenatal Care. Data dikumpulkan selama periode Maret hingga Agustus 2015. Uji statistik menggunakan Korelasi Spearmans Rho dengan tingkat signifikansi 95% atau 0,05. Hasil: Hasil menunjukkan sebagian besar (81,6%) responden menyatakan peran kemitraan kader posyandu bersifat aktif baik sebelum, saat, maupun setelah hari posyandu dalam pelayanan antenatal berdasarkan persepsi ibu hamil. Lebih dari setengah responden (55,2%) melakukan kunjungan kehamilan secara kontinyu sesuai jadwal dari kunjungan pertama hingga keempat. Terdapat korelasi positif lemah antara (nilai ρ = 0,003; α = 0,05).

Peran kemitraan aktif dilakukan oleh sebagian besar (86,4%) kader posyandu pada ibu hamil baik sebelum, saat maupun setelah hari posyandu dalam pelayanan antenatal berdasarkan persepsi ibu hamil di Puskesmas Sendang Kabupaten Cirebon.Kunjungan kehamilan secara kontinyu sesuai jadwal sejak K1 sampai dengan K4 dilakukan oleh lebih setengah responden (55,2%) di Puskesmas Sendang Kabupaten Cirebon.

Penelitian ini menunjukkan bahwa peran kader posyandu penting, tetapi pengaruhnya tergolong lemah, dan banyak ibu yang terlambat kunjungan karena faktor lain seperti pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya bisa menggali lebih dalam faktor-faktor lain yang mungkin memiliki pengaruh lebih besar terhadap kelengkapan kunjungan K4, seperti kualitas pelayanan dari bidan atau puskesmas, dukungan dari suami dan keluarga, serta tingkat pengetahuan ibu hamil itu sendiri. Selain itu, sebuah studi dapat difokuskan untuk menganalisis secara komprehensif bagaimana kondisi sosial-ekonomi, terutama jenis pekerjaan dan jam kerja ibu hamil, menjadi hambatan utama dalam mematuhi jadwal kunjungan yang telah ditetapkan. Di sisi lain, agar gambaran lebih lengkap, penelitian mendatang juga perlu melihat dari sudut pandang kader itu sendiri, dengan meneliti tantangan, motivasi, serta persepsi mereka mengenai efektivitas kemitraan yang telah mereka jalankan bersama tenaga kesehatan, sehingga program yang dibentuk benar-benar menyasar akar permasalahan dari kedua belah pihak.

Read online
File size244.05 KB
Pages6
DMCAReport

Related /

ads-block-test