UNIDAUNIDA

Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)

Pola sebaran dan kualitas habitat mamalia sangat penting untuk menjaga keberadaan mamalia yang bergantung pada interaksi antara sistem evolusi dan ekologisnya. Mandalawangi Resort selain merupakan kawasan konservasi, juga merupakan kawasan wisata. Aktivitas pariwisata yang dilakukan di wilayah tersebut akan langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keberlanjutan keanekaragaman mamalia. Manfaat mamalia adalah untuk menstabilkan rantai makanan, persebaran benih tumbuhan, sebagai objek penelitian dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola sebaran dan habitat mamalia di Mandalawangi Resort. Penelitian tentang keanekaragaman mamalia dilakukan menggunakan 4 metode: rapid assessment, garis transek, jejak hewan. Data habitat diperoleh menggunakan metode analisis vegetasi dan observasi lapangan. Keanekaragaman mamalia di Mandawalangi Resort terdiri dari 7 jenis mamalia dari 6 famili, yaitu tupai kekes (Tupaia javanica), surili (Trachypithecus auratus), kucing liar (Felis domesticus), babi hutan (Sus scrofa), macan tutul (Panthera pardus melas), musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) dan ceceran (Suncus murinus). Indeks kekayaan spesies rendah (0,50). Indeks keanekaragaman mamalia termasuk dalam kategori keanekaragaman rendah (0,25). Tingkat temu spesies mamalia tertinggi adalah tupai kekes (Tupaia javanica) dengan nilai 29,4%. Indeks kemerataan termasuk dalam kategori komunitas tidak stabil (0,15). Habitat mamalia dibagi menjadi hutan hujan tropis dan lahan terbuka dengan pohon dominan yaitu Damar (Agathis damara) dan Rasamala (Altingia excelsa).

Keanekaragaman mamalia di Resort Mandalawangi terdiri dari tujuh jenis dari enam famili dengan indeks kekayaan dan keanekaragaman spesies yang tergolong rendah.Spesies yang paling dominan ditemukan adalah Tupai javanica, sementara indeks kemerataan menunjukkan komunitas yang tidak stabil.Habitat mamalia dibagi menjadi hutan hujan tropis dengan vegetasi pohon dominan Agathis damara dan lahan terbuka yang ditumbuhi beberapa jenis pohon seperti Altingia excelsa dan Pinus merkusii.

Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk menjawab beberapa pertanyaan penting yang muncul dari studi ini. Misalnya, sebuah studi bisa menyelidiki lebih dalam tentang bagaimana tingkat kebisingan dan kehadiran wisatawan yang berbeda-beda secara spesifik memengaruhi perilaku makan dan pola aktivitas harian tupai kekes (Tupaia javanica) yang menjadi spesies paling dominan. Hal ini penting untuk mengetahui batas toleransi satwa terhadap gangguan. Selain itu, untuk mendapatkan data yang lebih lengkap terutama untuk spesies langka seperti macan tutul (Panthera pardus melas) yang sangat sulit ditemukan, disarankan untuk menggunakan metode penelitian yang lebih modern. Pemasangan kamera jebak di berbagai titik habitat secara jangka panjang, misalnya selama satu tahun penuh, dapat mengungkap pola pergerakan dan kepadatan populasi yang akurat. Terakhir, agar temuan lebih relevan secara ekologis, perlu dilakukan penelitian perbandingan antara Resort Mandalawangi yang ramai pengunjung dengan area konservasi lain di taman nasional yang lebih jarang dikunjungi manusia. Penelitian ini akan membantu memahami sejauh mana aktivitas pariwisata benar-benar menjadi faktor utama penyebab rendahnya keanekaragaman mamalia atau apakah ada faktor habitat lain yang lebih berpengaruh.

  1. #pola sebaran#pola sebaran
Read online
File size314.69 KB
Pages9
DMCAReport

Related /

ads-block-test