ITENASITENAS

Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah LingkunganRekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan

Bunga rosella mengandung senyawa bioaktif dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan alami, mampu menghambat radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya degeneratif sel dan penyakit lain. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi rosella terhadap aktivitas dan kadar antosianin. Metode penelitian terdiri dari persiapan bahan baku, ekstraksi antosianin dan analisis. Rosella yang telah dikeringkan diekstraksi masing-masing menggunakan campuran pelarut etanol:air dengan variasi 0:100, 50:50 dan 70:30 % v/v, ekstraksi dilakukan masing-masing pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C. Analisis kimia meliputi penentuan kadar antosianin dengan metode pH differensial, penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil). Hasil penelitian pada kondisi optimum ekstraksi adalah menggunakan pelarut etanol:air (50:50 v/v) pada temperatur 45 ˚C, kadar antosianin dan rendemen tertinggi masing-masing adalah 88,9 mg/L dan 53,2 %. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan dengan nilai IC50 yaitu 67,3 ppm. Penentuan kestabilan antosianin dilakukan dengan memberi perlakuan termal pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C, dari persamaan Arhenius diperoleh nilai energi aktivasi 18,3 kJ/mol.

Temperatur dan jenis pelarut berpengaruh signifikan terhadap kadar antosianin dan aktivitas antioksidan, sedangkan rendemen hanya dipengaruhi oleh jenis pelarut.Kondisi optimum ekstraksi antosianin dari kelopak bunga rosella dicapai pada suhu 45 ˚C dengan campuran pelarut etanol.Analisis FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi yang khas dari senyawa antosianin, serta laju degradasi kinetika meningkat dengan kenaikan temperatur.

Pertama, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa selain antosianin dalam ekstrak rosella, seperti flavonoid atau fenolik lainnya, agar dapat diketahui kontribusi masing-masing senyawa terhadap aktivitas antioksidan secara menyeluruh. Kedua, penting untuk meneliti pengaruh pH dan cahaya terhadap kestabilan antosianin selama penyimpanan, mengingat faktor-faktor ini turut memengaruhi degradasi warna dan aktivitas biologis, sehingga dapat dirancang formulasi produk alami yang lebih stabil. Ketiga, perlu dikaji efektivitas metode ekstraksi alternatif seperti ekstraksi dengan pelarut ramah lingkungan atau teknik non-konvensional seperti ultrasound-assisted extraction untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi antosianin dengan suhu lebih rendah, guna meminimalkan degradasi termal dan menjaga kualitas ekstrak secara optimal.

Read online
File size495.64 KB
Pages7
DMCAReport

Related /

ads-block-test