STIKKUSTIKKU

Journal of Health Research ScienceJournal of Health Research Science

Latar belakang: Kasus penderita skabies di Kota Cirebon sebanyak 3.712 orang, di Rutan Kelas I Cirebon skabies termasuk dalam 3 penyakit yang paling sering terjadi dan secara berturut-turut menduduki urutan pertama pada bulan Oktober (42,7%), November (51,24%), Desember (48,3%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kondisi lingkungan fisik, tingkat pengetahuan dan perilaku terkait personal hygiene warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Kelas I Cirebon. Metode: Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah warga binaan pemasyarakatan yang ada di Rumah Tahanan Kelas I Cirebon dengan jumlah 495 orang dan jumlah sampel sebanyak 83 orang yang diambil menggunakan stratified random sampling. Hasil: Analisis data menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 5%. Variabel kondisi lingkungan fisik yaitu suhu (p=0,023), kelembaban (p=0,000), kepadatan hunian (p=0,013) ada hubungan dengan kejadian skabies. Sedangkan pencahayaan (p=0,274) tidak memiliki hubungan. Kesimpulan: Variabel perilaku terkait personal hygiene warga binaan pemasyarakatan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian skabies dengan nilai p 0,015. Dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan fisik (suhu, kelembaban, kepadatan hunian), tingkat pengetahuan, dan perilaku terkait personal hygiene warga binaan pemasyarakatan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian skabies di Rumah Tahanan Kelas I Cirebon.

Terdapat hubungan yang signifikan antara suhu (p=0,023), kelembaban (p=0,000), kepadatan hunian (p=0,013), tingkat pengetahuan (0,000) dan perilaku personal hygiene (p=0,015) dengan kejadian skabies di Rumah Tahanan Kelas I Cirebon.Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan (p=0,274) dengan kejadian skabies di Rumah Tahanan kelas I Cirebon.

Untuk penelitian lanjutan, bisa diteliti bagaimana program penyuluhan rutin tentang menjaga personal hygiene dapat menurunkan kasus skabies di antara warga binaan, terutama dengan melibatkan praktik mandi dan pembersihan pakaian setiap hari. Selain itu, studi selanjutnya bisa mengeksplorasi apakah pemasangan alat pengatur suhu dan kelembaban di kamar hunian rutan mampu mengurangi pertumbuhan tungau penyebab skabies, dengan membandingkan sebelum dan sesudah intervensi. Akhirnya, penelitian bisa difokuskan pada dampak pengurangan kepadatan hunian melalui rotasi jadwal atau ekspansi ruang, untuk melihat apakah hal itu memutus rantai penularan skabies secara jangka panjang di lingkungan seperti rumah tahanan.

Read online
File size464.55 KB
Pages12
DMCAReport

Related /

ads-block-test