APTKLHIAPTKLHI

Indonesian Journal of Forestry ResearchIndonesian Journal of Forestry Research

NILAI PENTING PEMANFAATAN BUAH HUTAN DI MASYARAKAT BATAK TOBA. Komunitas Batak Toba yang mayoritas bermukim di sekitar hutan mengkonsumsi buah-buahan di sekitar pemukiman mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi nilai penting buah-buhan hutan tersebut dengan mempergunakan metode penilaian LUVI (Local Users Value Index) karena sebagian besar buah-buahan tersebut belum diperjualbelikan di pasar. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan mengambil sampel penelitian pada Desa Sitoluama dan Simardangiang di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Responden dipilih secara purposif, berdasarkan umur dan jenis kelamin (n=65 orang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 jenis buah-buahan yang dimanfaatkan, untuk empat kategori, yakni sebagai buah segar, bumbu masak, buah olahan dan obat-obatan. Pada Desa Simardangiang, lima buah yang mempunyai nilai terpenting berdasarkan nilai LUVI adalah kapundung (Baccaurea racemose) (0,56), hopong (Macaranga lowii) (0,52), sotul (Sandorium koetjape) (0,48), harimonting (Rhodomyrtus tomentosa) (0,47) dan habo (Archidendron bubalinum) (0,42). Sedangkan untuk Desa Sitoluama adalah kapundung (Baccaurea racemosa) (0,50), hopong (Macaranga lowii) (0,41), sihim (Calamus manan) (0,32), handis (Garcinia xanthochymus) (0,32) dan mobe (Artocarpus dadah) (0,19). Berdasarkan temuan tersebut, buah-buahan hutan yang mempunyai potensi domestikasi tertinggi adalah kapundung (Baccaurea racemose), hopong (Macaranga lowii), sihim (Calamus manan), handis (Garcinia xanthochymus) , mobe (Artocarpus dadah), harimonting (Rhodomyrtus tomentosa), sotul (Sandorium koetjape) dan habo (Archidendron bubalinum).

Pertimbangan nilai penting berguna untuk memberikan tolok ukur bagi strategi domestikasi dan pengembangan pemanfaatan buah-buahan hutan pada komunitas sub-etnis Toba.Buah-buahan tersebut dimanfaatkan sebagai buah segar, buah penyedap, buah olahan, dan buah obat.Berdasarkan LUVI, buah-buahan hutan yang penting adalah kapundung (Baccaurea racemose), hopong, sihim (Calamus manan), handis (Garcinia xanthochymus), mobe (Artocarpus dadah), harimonting (Rhodomyrtus tomentosa), sotul (Sandorium koetjape), dan habo (Archidendron bubalinum).

Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada pengembangan teknik budidaya yang efektif untuk spesies buah hutan yang memiliki potensi ekonomi tinggi, seperti kapundung dan hopong, dengan mempertimbangkan sistem agroforestri yang berkelanjutan. Studi mendalam mengenai preferensi konsumen dan potensi pasar untuk produk olahan dari buah-buahan hutan tersebut juga diperlukan, termasuk analisis rantai nilai untuk memastikan manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat lokal. Selain itu, penelitian tentang pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas dan distribusi buah-buahan hutan juga sangat penting untuk merancang strategi adaptasi dan mitigasi yang tepat, serta untuk menjaga kelestarian sumber daya alam dan kearifan lokal masyarakat Batak Toba.

  1. The role of small agribusiness in regional development: the case of Sumatera Utara province - IOPscience.... iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012070The role of small agribusiness in regional development the case of Sumatera Utara province IOPscience iopscience iop article 10 1088 1755 1315 126 1 012070
  2. Wild Edible Fruits: A Systematic Review of an Under-Researched Multifunctional NTFP (Non-Timber Forest... doi.org/10.3390/f10060467Wild Edible Fruits A Systematic Review of an Under Researched Multifunctional NTFP Non Timber Forest doi 10 3390 f10060467
  3. SciELO Brazil - Fruits of the Brazilian Atlantic Forest: allying biodiversity conservation and food security... doi.org///10.1590/0001-3765201820170399SciELO Brazil Fruits of the Brazilian Atlantic Forest allying biodiversity conservation and food security doi 10 1590 0001 3765201820170399
  1. #konsumsi buah patikala#konsumsi buah patikala
Read online
File size600.29 KB
Pages12
DMCAReport

Related /

ads-block-test