UNSAPUNSAP

Repository FKIP UNSAPRepository FKIP UNSAP

Kami sering menghadapi masalah, seperti tugas, pertanyaan, atau hambatan yang tidak segera diketahui cara penyelesaiannya, dan hal ini sulit dihindari oleh manusia. Pemecahan masalah matematika merupakan latihan bagi siswa untuk menghadapi hal-hal yang tidak rutin dan mencoba menyelesaikannya. Salah satu program yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari adalah Kompetisi Sains Madrasah Ibtidaiyah (Islamic Elementary School Science Competition) pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Keterampilan yang dilombakan dalam program ini adalah Matematika dan Sains.. . Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan siswa dalam menjawab butir soal pemecahan masalah KSMI 2014 di Sumedang. Subjek penelitian ini adalah 57 siswa dari 57 Madrasah Ibtidaiyah yang dipilih oleh masing-masing sekolah dan dianggap memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika tinggi. Kompetisi ini diselenggarakan pada April 2014. Isi yang diperiksa meliputi Aritmetika, Geometri, dan Data serta Pengukuran.. . Hasil analisis terhadap jawaban siswa menunjukkan bahwa secara umum siswa masih merasa kesulitan menyelesaikan masalah, terutama dalam bidang Geometri.

Pemecahan masalah sebaiknya diajarkan sejak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) sebagai bekal bagi siswa untuk melampaui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Selain itu, dengan memiliki kemampuan pemecahan masalah secara kreatif, diharapkan siswa terbiasa berpikir lebih bebas atau kreatif, sehingga mereka menjadi orang yang mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.Berdasarkan penelitian ini, para guru sebaiknya membiasakan siswa menggunakan empat langkah pemecahan masalah, yaitu.memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, serta menginterpretasikan hasil.

Apakah pendidikan matematika di sekolah dasar Islam dapat diperbaiki melalui program intervensi berbasis langkah-langkah pemecahan masalah Polya untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari? Bagaimana metode pelatihan spesifik untuk guru agar lebih efektif mengintegrasikan keterampilan pemecahan masalah pada bidang geometri dan aritmetika di lingkungan madrasah ibtidaiyah? Dapatkah penelitian lanjutan membandingkan efek jangka panjang dari kompetisi seperti KSMI terhadap kemampuan siswa di seluruh tingkat pendidikan dasar, dengan memperhatikan perbedaan antara siswa tinggi dan rendah kemampuan? Dengan mempertimbangkan saran sebelumnya untuk membiasakan siswa menggunakan empat langkah pemecahan masalah, penelitian baru bisa fokus pada evaluasi program pelatihan inovatif yang menggabungkan teknologi digital untuk memantau perkembangan siswa. Penelitian selanjutnya juga dapat mengeksplorasi bagaimana kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat memperkuat kemampuan pemecahan masalah matematika, terutama di daerah pedesaan seperti Sumedang. Lebih lanjut, kajian longitudinal dapat dilakukan untuk melihat apakah siswa yang unggul di kompetisi awal akan mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mereka seiring waktu. Selain itu, pertanyaan penelitian seperti bagaimana model pembelajaran berbasis masalah dapat disesuaikan dengan materi geometri yang sulit bagi siswa untuk menghasilkan hasil yang lebih baik secara signifikan. Penelitian alternatif lain adalah menguji dampak dari pendekatan konteksual dalam pembelajaran aritmetika dan pengukuran data di madrasah ibtidaiyah, guna mengurangi kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar. Terakhir, studi perbandingan lintas regional dapat membantu mengidentifikasi faktor lingkungan yang memengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika di berbagai daerah Indonesia, membangun dasar untuk kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan efektif dalam menghadapi era digital masa depan.

  1. #siswa konsep#siswa konsep
File size603.25 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test