Publisher

APTISIAPTISI

Journal Aptisi Transactions on Technopreneurship (ATT)Aptisi Transactions on Technopreneurship (ATT) Abstract

Pada tahun 2020, virus corona (covid-19) telah mengejutkan dunia. Virus ini menyerang imunitas tubuh seseorang dan penyebarannya sangat cepat. Melemahnya perekonomian Tiongkok akibat epidemi co-19 tentu berdampak signifikan terhadap dunia, karena Tiongkok merupakan negara yang sangat berpengaruh dalam perekonomian dunia. Banyak negara yang terkena dampak co-19, termasuk Indonesia. Wabah co-19 ini menjadi salah satu penyebab penurunan kemampuan ekonomi masyarakat. Banyak perusahaan mengalami kerugian akibat dampak wabah covid-19, salah satu dampaknya dialami di bidang industri kreatif, banyak industri yang harus tutup karena terdampak covid-19. Salah satu contoh industri yang terdampak covid-19 adalah industri batik khas Sumenep. Selain industri, sektor pariwisata juga terkena dampak, banyak tempat wisata yang ditutup karena dampak co-19 yang tidak memungkinkan masyarakat berkumpul dalam banyak kerumunan. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi penyebaran wabah ini dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang biasa disebut PSBB di hampir semua wilayah sesuai dengan peraturan pemerintah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode perspektif kualitatif di mana penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengrajin batik Sumenep selama pandemi covid-19. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi penyebaran wabah ini dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang biasa disebut PSBB di hampir semua wilayah sesuai dengan peraturan pemerintah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode perspektif kualitatif di mana penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengrajin batik Sumenep selama pandemi covid-19. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi penyebaran wabah ini dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang biasa disebut PSBB di hampir semua wilayah sesuai dengan peraturan pemerintah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode perspektif kualitatif di mana penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengrajin batik Sumenep selama pandemi covid-19.

Conclusion

Kemunculan pertama batik Sumenep adalah pada tahun 1269 di keluarga Keraton Sumenep pada era kerajaan pertama.Karena kurangnya minat keluarga Keraton terhadap kerajinan batik, kerajinan batik hampir punah.Namun pada saat itu ada salah satu pengrajin yang membimbing para wanita di desa untuk belajar membuat kerajinan batik.Tahapan pengerjaan batik di Kabupaten Sumenep masih cukup tradisional, setiap tahapan pembuatan batik dilakukan oleh masing-masing pengrajin.Kurangnya minat dan kreativitas generasi baru menyebabkan kurangnya pengrajin batik.

Future Research

Penelitian lanjutan dapat berfokus pada identifikasi strategi diversifikasi produk batik yang inovatif, memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran dan penjualan online, serta menciptakan model bisnis yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing. Studi mendalam mengenai dampak pandemi terhadap rantai pasok bahan baku industri batik, termasuk fluktuasi harga dan ketersediaan, juga relevan untuk dilakukan. Selain itu, penting untuk meneliti efektivitas program-program pemerintah dalam mendukung keberlanjutan industri batik, dengan mempertimbangkan aspek pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian warisan budaya. Penelitian juga dapat diarahkan pada pengembangan sistem pelatihan dan pendidikan yang lebih komprehensif bagi pengrajin batik, terutama generasi muda, untuk meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial mereka. Bagaimana cara mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular dalam produksi batik untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya? Pertanyaan ini dapat menjadi fokus penelitian yang menarik, dengan mempertimbangkan potensi penggunaan bahan-bahan alami dan daur ulang dalam proses pembuatan batik. Terakhir, studi komparatif mengenai strategi adaptasi industri batik di berbagai daerah di Indonesia, atau bahkan di negara lain, dapat memberikan wawasan berharga untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan global.

References

1. Covid-19: Portrait of Preservation of the Batik Industry as a Regional Autonomy | Aptisi Transactions... doi.org/10.34306/att.v2i2.91Covid 19 Portrait of Preservation of the Batik Industry as a Regional Autonomy Aptisi Transactions doi 10 34306 att v2i2 91
2. Login. required fields marked asterisk eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/team/article/view/150Login required fields marked asterisk eproceeding undiksha ac index php team article view 150

Metadata

File size	357.25 KB
Pages	10
DMCA	ReportReport