KEMENSOSKEMENSOS

Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan SosialSosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Penelitian ini memiliki relevansi penting dalam mengungkap dinamika sosial komunitas manusia gerobak di pusat Bandar Lampung, serta memberikan kontribusi akademis terhadap pemahaman kehidupan kelompok marginal di perkotaan, sekaligus menawarkan manfaat praktis bagi instansi terkait. Tujuan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi kehidupan manusia gerobak di Bandar Lampung dan menganalisis bagaimana manusia gerobak memanfaatkan kondisi sulit sebagai strategi untuk memperoleh bantuan, serta memberikan wawasan mengenai dinamika sosial dan ekonomi yang memengaruhi kehidupan manusia gerobak. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data, serta mengaplikasikan teori dramaturgi Erving Goffman dalam analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak manusia gerobak di Bandar Lampung memainkan peran dramatis, terutama manusia gerobak yang membawa anak-anak atau lansia malam hari. Strategi ini tidak hanya terbatas pada kegiatan memulung, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan penghasilan dengan menampilkan diri sebagai individu yang membutuhkan bantuan, didukung oleh aspek visual seperti pakaian, ekspresi wajah, dan keterlibatan anggota keluarga. Meskipun stigma sosial seringkali melekat pada manusia gerobak, sebagian manusia gerobak mengabaikannya demi mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, sementara kebijakan sosial yang ada belum cukup menarik untuk mendorong manusia gerobak beralih ke profesi lain. Temuan utama menunjukkan bahwa banyak manusia gerobak mengandalkan belas kasihan sebagai sumber pendapatan utama yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan memulung.

Penelitian mengenai manusia gerobak di Kota Bandar Lampung mengungkap beberapa temuan penting.Sebagian dari manusia gerobak tidak hanya memulung, tetapi juga memanfaatkan kondisi manusia gerobak untuk menarik simpati publik demi pendapatan tambahan, menampilkan citra penderitaan di jalanan.Hal ini menunjukkan bahwa manusia gerobak telah bertransformasi menjadi aktor yang menjual visual penderitaan demi sumbangan.Manusia gerobak bahkan menggunakan strategi yang terencana, seperti memulung hingga larut malam dan melibatkan anggota keluarga, termasuk anak-anak dan lansia, guna meningkatkan simpati masyarakat.Faktor-faktor seperti pengangguran, kemiskinan, dan rendahnya akses pendidikan turut mendorong berkembangnya strategi ini, yang terbukti efektif dalam meningkatkan pendapatan harian.Meskipun stigma sosial seringkali melekat, sebagian besar manusia gerobak tampaknya mengesampingkan hal tersebut demi keuntungan ekonomi.

Penelitian tentang manusia gerobak di Kota Bandar Lampung menyoroti perlunya langkah konkret untuk memberdayakan manusia gerobak secara sosial-ekonomi. Pemerintah dapat menginisiasi program pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak manusia gerobak guna memutus siklus kemiskinan. Pendekatan holistik yang mencakup penyediaan akses kesehatan, hunian layak, dan perlindungan sosial juga perlu diprioritaskan. Selain itu, masyarakat perlu diedukasi agar mendukung program rehabilitasi yang lebih berkelanjutan daripada hanya memberikan sumbangan. Kebijakan yang lebih tegas terkait pengentasan kemiskinan dan perlindungan anak juga harus diperkuat untuk mengatasi eksploitasi di jalanan. Saran penelitian lanjutan dapat difokuskan pada studi tentang efektivitas program pelatihan keterampilan bagi manusia gerobak dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak sosial-ekonomi dari kebijakan yang lebih inklusif terhadap kelompok marginal ini. Studi tentang strategi komunikasi yang lebih efektif dalam mengurangi stigma sosial terhadap manusia gerobak juga dapat menjadi arah penelitian yang menjanjikan.

  1. Between paternalism and illegality: a longitudinal analysis of the role and condition of manual scavengers... doi.org/10.1136/bmjgh-2022-008733Between paternalism and illegality a longitudinal analysis of the role and condition of manual scavengers doi 10 1136 bmjgh 2022 008733
  2. Validate User. validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content... emerald.com/ijssp/article/17/3-4/159-190/157923Validate User validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content emerald ijssp article 17 3 4 159 190 157923
  3. Validate User. validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content... doi.org/10.1108/eb013304Validate User validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content doi 10 1108 eb013304
  1. #perlindungan sosial#perlindungan sosial
File size505.78 KB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test