MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Dissociative Identity Disorder (DID) adalah gangguan kompleks yang berasal dari trauma berulang selama masa kanak-kanak. Meskipun tidak terlalu jarang terjadi, mitos dan stigma mengenai DID menghambat diagnosis dan pengelolaan DID sebagai penyakit mental yang autentik. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyajikan sebuah kasus DID tipikal untuk meningkatkan pengetahuan, mengurangi stigma mengenai DID dan menegaskan bahwa gangguan ini perlu pengobatan. Seorang laki-laki berusia 25 tahun didiagnosis dengan DID dengan lima alter yang terdiri dari dua orang protector, satu prosecutor, satu alter yang ingin bunuh diri, satu alter anak, dan satu sosok wanita yang masih diperdebatkan keberadaannya sebagai alter. Ia diberikan psikoedukasi tanpa obat per oral karena alter kedua tidak terbuka terhadap pengobatan apapun yang dapat membuat sosok wanita – baik halusinasi ataupun alter – menghilang. Berbeda dengan proyeksi media dan mitos tentang DID, pasien sebenarnya tidak memiliki kekuatan supernatural maupun melakukan kejahatan apapun. Pasien juga memiliki manifestasi khas DID yang sesuai dengan kriteria diagnostik DID. Simpulan laporan kasus ini yaitu DID adalah diagnosis yang aktual, dan terapi harus diberikan tanpa memedulikan mitos dan stigma dalam masyarakat.

DID adalah diagnosis yang aktual, dan terapi harus diberikan tanpa memedulikan mitos dan stigma dalam masyarakat.Kasus ini menunjukkan pentingnya meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma terkait DID, serta menegaskan perlunya penanganan yang tepat untuk individu yang menderita gangguan ini.Penanganan yang tepat dan berkelanjutan dapat membantu individu dengan DID untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai pemulihan yang optimal.

Berdasarkan studi kasus ini, beberapa saran penelitian lanjutan dapat diajukan. Pertama, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme neurobiologis yang mendasari pembentukan dan fungsi alter pada pasien dengan DID, dengan menggunakan teknik pencitraan otak untuk mengidentifikasi perbedaan struktural dan fungsional antara otak pasien dengan DID dan kelompok kontrol. Kedua, penelitian longitudinal dapat dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memprediksi respons terhadap berbagai modalitas terapi pada pasien dengan DID, termasuk psikoedukasi, terapi trauma, dan farmakoterapi, dengan tujuan untuk mengembangkan pendekatan pengobatan yang lebih personal dan efektif. Ketiga, penelitian kualitatif dapat dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif pasien dengan DID dalam menjalani proses terapi, termasuk tantangan, harapan, dan persepsi tentang kemajuan, dengan tujuan untuk meningkatkan empati dan pemahaman klinisi terhadap kebutuhan pasien.

  1. Dissociative Identity Disorder with Five Alters: A Case Report | Journal of Medicine and Health. dissociative... journal.maranatha.edu/index.php/jmh/article/view/4603Dissociative Identity Disorder with Five Alters A Case Report Journal of Medicine and Health dissociative journal maranatha edu index php jmh article view 4603
  1. #kualitas hidup pasien#kualitas hidup pasien
File size324.52 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test