UNIVMEDUNIVMED

Universa MedicinaUniversa Medicina

Latar belakang: Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit jantung koroner (PJK) tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Meskipun faktor risiko penyakit ini sudah diketahui, kekuatan dari faktor-faktor tersebut bervariasi di berbagai populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai determinan PJK pada orang dewasa di Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas. Metode: Penelitian ini adalah studi kasus-kontrol yang melibatkan 592 subjek berusia 25 tahun ke atas (444 kontrol dan 148 kasus). Peserta diwawancarai menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendukung dilakukan. Uji Chi kuadrat, uji eksak Fisher, dan uji t independen digunakan untuk menganalisis data. Untuk menentukan prediktor independen dari PJK, rasio odds (OR) ditentukan melalui uji regresi logistik berganda. Hasil: Subjek PJK (kelompok kasus) menunjukkan kadar gula darah dan tekanan sistolik yang lebih tinggi dibandingkan subjek non-PJK (kontrol), dengan rata-rata kadar gula darah puasa 92,53±27,05 mg/dL vs 88,29 ±23,43 mg/dL (p=0,038), kadar gula darah postprandial 2 jam 133,15±65,09 mg/dL vs 120,87±44,60 mg/dL (p=0,000), dan tekanan darah sistolik 89±27,62 mmHg vs 129,98±10,58 mmHg (p=0,002). Analisis regresi logistik pada kelompok kasus menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi (perguruan tinggi) memiliki pengaruh 2,32 kali lebih besar (95% CI. 1,01-5,35) terhadap kejadian PJK dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling sering untuk PJK pada orang dewasa berusia 25 tahun ke atas adalah pendidikan yang lebih tinggi. Pengendalian dan pencegahan PJK perlu dilakukan dengan kontrol rutin terhadap kadar gula darah dan tekanan darah untuk menstabilkannya dalam batas normal.

Pendidikan yang lebih tinggi adalah prediktor PJK di antara orang dewasa.Program pencegahan dan pengendalian PJK dapat dilakukan dengan pemantauan rutin kadar gula darah dan tekanan darah.Penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna menemukan alasan mengapa pendidikan yang lebih tinggi menjadi prediktor PJK dalam penelitian ini.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi hubungan antara pola konsumsi makanan dan risiko penyakit jantung koroner, karena pola makan memiliki peran penting dalam kesehatan jantung. Selain itu, menginvestigasi faktor psikologis yang mungkin memengaruhi tingkat pendidikan dan kejadian penyakit jantung koroner juga bisa menjadi arah penelitian yang berharga. Terakhir, diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk memahami bagaimana gaya hidup dan faktor sosial ekonomi dapat memengaruhi risiko penyakit jantung pada individu dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

  1. DOI Name 10.22435 Values. name values index type timestamp data serv crossref email support desc prefix... doi.org/10.22435DOI Name 10 22435 Values name values index type timestamp data serv crossref email support desc prefix doi 10 22435
  2. Indian Journal of Dermatology. indian journal dermatology journals.lww.com/ijd/fulltext/2016/61020/methodology_series_module_2__case_control_studies.3.aspxIndian Journal of Dermatology indian journal dermatology journals lww ijd fulltext 2016 61020 methodology series module 2 case control studies 3 aspx
  3. Education and coronary heart disease: mendelian randomisation study | The BMJ. education coronary heart... bmj.com/content/358/bmj.j3542Education and coronary heart disease mendelian randomisation study The BMJ education coronary heart bmj content 358 bmj j3542
  1. #darah sistolik#darah sistolik
File size681.75 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test