NEWINERANEWINERA

Journal La SocialeJournal La Sociale

Sejak China mengusulkan inisiatif “Belt and Road pada 2013, hubungan antara China dan Asia Tenggara terus berkembang. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kehadiran sejumlah besar etnis Tionghoa yang tinggal di Asia Tenggara. Sebagai kekuatan yang tidak dapat ditinggalkan dan bersifat unik dalam mendorong konstruksi “Belt and Road, etnis Tionghoa Asia Tenggara memainkan peranan tak tergantikan: antara lain mendukung penyebaran budaya Tionghoa, membangun kepercayaan dan penghapusan kesalahpahaman antarnegara, serta kerja sama ekonomi dan perdagangan. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi budaya Tionghoa di Asia Tenggara tidak hanya terkait perkembangan masyarakat Tionghoa di wilayah tersebut, tetapi juga berdampak pada perkembangan budaya Tionghoa di tanah air. Untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan dalam pewarisan budaya Tionghoa di Asia Tenggara, diperlukan pemahaman yang jelas mengenai status etnis Tionghoa serta peran yang dapat mereka mainkan guna memaksimalkan fungsi dan pengaruh mereka sebagai penghubung dan carrier budaya.

Dengan terus menjalaninya pembangunan infrastruktur “Belt and Road, kehadiran jalur “satu arah kini tampak lebih penting daripada sebelumnya.Asia Tenggara sebagai kawasan yang berperan besar dalam jalur tersebut akan semakin berpengaruh dalam konteks geopolitik.Integrasi regional melalui RCEP dan inisiatif “Belt and Road menjadi hasil dari globalisasi ekonomi yang memperdalam keterkaitan antarnegara, sehingga mampu meredam konflik politik dan menunjang stabilitas dunia.Karenanya, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi harus menjadi agenda global, bukan hanya nasional, sehingga meningkatkan keseimbangan ekonomi global.

Bagaimana ragam kebijakan integrasi budaya lokal dapat dirancang agar etnis Tionghoa di masing-masing negara Asia Tenggara tidak hanya menjadi jembatan ekonomi, melainkan juga agen penyebaran nilai-nilai keberagaman yang memperkuat identitas nasional? Apakah memetakan profil risiko sosial-politik secara spesifik di tiap negara—mulai dari perlindungan tenaga kerja, kepemilikan media, hingga dinamika komunitas—dapat menjadi dasar penyusunan model investasi “Belt and Road yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat? Selanjutnya, dapatkah pembangunan platform digital multilingual yang menampung kisah sukses, praktik bisnis, serta inovasi komunitas Tionghoa lintas negara di Asia Tenggara menjadi basis data terbuka yang mempercepat sinergi pelaku usaha mikro, pemerintah daerah, dan akademisi dalam merancam kampung/kawasan unggulan “Belt and Road yang ramah sosial dan lingkungan?.

  1. #negara asia tenggara#negara asia tenggara
  2. #sosial budaya lokal#sosial budaya lokal
File size531.99 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test