APPERTANIAPPERTANI

Jurnal Ilmu Ternak dan VeterinerJurnal Ilmu Ternak dan Veteriner

Penelitian epidemiologis terhadap penyakit Japanese–B-Encephalitis (JE) telah dilakukan di Propinsi Riau dan Sumatera Utara. Dalam penelitian ini, telah diambil sampel serum darah babi dari Propinsi Riau sebanyak 190 sampel dan dari Propinsi Sumatera Utara sebanyak 164 sampel. Terhadap semua serum tersebut kemudian dilakukan uji kompetitif ELISA (C-ELISA) untuk mendeteksi adanya antibody terhadap virus JE. Disamping itu, juga dilakukan penangkapan nyamuk dengan berbagai cara dari peternakan babi pada kedua propinsi tersebut yang kemudian dilakukan identifikasi untuk mengetahui peranan berbagai jenis nyamuk dalam penyebaran penyakit JE. Hasil pemeriksaan serum menunjukkan bahwa 70% serum babi di Sumatera Utara dan 94% serum babi di Riau mengandung antibody terhadap virus JE. Prevalensi reaktor tertinggi ditemukan pada babi dewasa yang berumur lebih dari 4 bulan untuk kedua propinsi tersebut. Sementara itu, hasil penangkapan dan identifikasi nyamuk menunjukkan bahwa nyamuk dari spesies Culex tritaeniorchynchus dan Culex quinquefasciatus merupakan spesies yang dominan di kedua propinsi tersebut. Hasil pemeriksaan serologi, menunjukkan bahwa virus JE banyak menginfeksi babi di Sumatera Utara dan Riau, dan prevalensi menurut umur babi cukup beragam, namun pada babi dewasa cenderung lebih tinggi daripada babi yang lebih muda. Culex tritaeniorchynchus dan Culex quinquefasciatus merupakan spesies nyamuk yang dominan ditemukan di kedua propinsi tersebut dan kemungkinan memiliki peranan penting dalam penyebaran virus JE pada babi.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa infeksi JE telah terdeteksi pada babi di Sumatera Utara dan Riau, dengan prevalensi yang beragam tergantung dari umur babi, serta C.quinquefasciatus merupakan spesies nyamuk yang dominan di kedua propinsi tersebut yang kemungkinan memiliki peranan penting dalam penyebaran virus JE pada babi.Babi muda atau yang belum pernah terinfeksi virus JE merupakan babi yang sangat potensial untuk terinfeksi virus JE.Infeksi JE pada babi merupakan kasus yang bersifat endemis sehingga pengaturan lokasi peternakan babi perlu dipertimbangkan agar kasus JE pada manusia dapat dihindarkan.

Penelitian selanjutnya bisa berfokus pada identifikasi faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prevalensi virus JE pada babi, sehingga dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai kondisi yang mendukung penyebaran virus ini. Selain itu, bisa juga dilakukan studi eksperimen mengenai efektivitas berbagai metode pengendalian nyamuk sebagai vektor virus JE, untuk menentukan cara paling efisien untuk mencegah infeksi pada babi dan manusia. Terakhir, penelitian longitudinal tentang dampak vaksinasi pada populasi babi di daerah endemis perlu dilakukan untuk mengevaluasi apakah vaksinasi dapat menurunkan prevalensi virus JE di populasi babi dan mengurangi risiko penularan ke manusia.

File size153.65 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test