APPERTANIAPPERTANI

Jurnal Ilmu Ternak dan VeterinerJurnal Ilmu Ternak dan Veteriner

Tiga puluh enam domba induk ekor tipis Jawa dalam kondisi menjelang beranak dipergunakan untuk mempelajari kebutuhan energi dan protein selama delapan minggu pertama fase laktasi. Domba induk ditempatkan dalam petak individu dalam suatu bangunan kandang dan diacak untuk mendapat salah satu perlakuan dalam rancangan faktorial 3 x 3, yang terdiri dari tiga tingkat kandungan energi (rendah, medium dan tinggi) dan tiga tingkat kandungan protein kasar (rendah, medium dan tinggi) dengan empat ekor per perlakuan. Ransum dibuat dalam bentuk pelet dan diberikan pada ternak dengan frekuensi empat kali sehari dengan jumlah pemberian yang lebih kurang sama. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, kecernaan nutrien, bobot hidup dan produksi susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak berpengaruh terhadap total bobot lahir, namun berpengaruh secara nyata (P<0,05) terhadap produksi susu dan kandungan nutrien susu. Konsumsi bahan kering, sebagai akibat perlakuan pakan tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05), sementara jumlah konsumsi protein dan energi ransum dipengaruhi secara sangat nyata (P<0,01). Dari perolehan data tercatat, diketahui bahwa kebutuhan protein dan energi untuk domba induk laktasi sangat dipengaruhi (P<0,01) oleh bobot hidup induk, produksi susu dan imbangan energi metabolis dengan protein kasar ransum. Disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan domba induk laktasi akan protein dan energi, maka ransum yang diberikan sebaiknya mengandung protein kasar dan energi masing-masing sejumlah 16% (dasar bahan kering) dan 13.4 MJ/kg dry matter.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan kadar energi dan protein pakan secara nyata meningkatkan produksi susu tanpa menyebabkan penurunan bobot hidup induk.Ransum yang direkomendasikan untuk domba induk pada fase laktasi sebaiknya mengandung 16% protein kasar dan 13,4 MJ/kg BK.Kebutuhan energi termetabolis (EM) dan protein kasar (PK) harian untuk domba bunting dapat diprediksi dengan persamaan yang telah disusun.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguji kebutuhan protein kasar dan energi dalam skala yang lebih besar dengan variasi jenis domba lokal lainnya. Evaluasi kualitas protein, khususnya protein yang dapat lolos perombakan di rumen, perlu dipelajari untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan protein dan mengurangi biaya pakan. Pengembangan sumber pakan lokal yang kaya protein, seperti leguminoasa, juga perlu ditingkatkan untuk mendukung produktivitas ternak domba tanpa meningkatkan biaya produksi. Studi lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara profil asam lemak dalam pakan dengan kualitas susu dan pertumbuhan anak domba, serta untuk mengidentifikasi formulasi pakan yang optimal untuk meningkatkan efisiensi reproduksi dan pertumbuhan ternak.

File size200.71 KB
Pages14
DMCAReportReport

ads-block-test