APPERTANIAPPERTANI

Jurnal Ilmu Ternak dan VeterinerJurnal Ilmu Ternak dan Veteriner

Pengamatan terhadap kejadian enteritis nekrotika pada ayam pedaging telah dilakukan di lapang (Jawa Barat). Isolat toksigenik Clostridium perfringens tipe C telah didapat dari kasus clostridial necrotic enteritis di lapang, yang sering terjadi jika ayam divaksinasi dengan vaksin hidup koksidia. Percobaan pada ayam pedaging telah dilakukan untuk menentukan faktor predisposisi clostridial necrotic enteritis yang berupa pemberian pakan kadar protein hewani yang tinggi, vaksinasi dengan vaksin hidup koksidia, dan pemberian pakan dengan C. perfringens type A dan C. Dari hasil pengamatan dapat diperlihatkan adanya lesi pada usus ayam yang divaksinasi dengan vaksin hidup koksidia. Kematian tertinggi dan kerusakan usus yang nyata terjadi pada kelompok ayam yang diberi vaksin hidup koksidia dan spora C. perfringens tipe A dan C (P<0.01). Lesi koksidia akibat vaksinasi dan C. perfringens tipe A dan C ternyata merupakan suatu faktor predisposisi untuk terjadinya clostridial necrotic enteritis. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya infeksi bersama antara koksidia dan C. perfringens mempunyai efek sinergis untuk terjadinya kematian dan kerusakan usus pada kasus enteritis nekrotika.

Kasus enteritis nekrotika banyak ditemukan di lapang dan vaksin hidup koksidia bersama C.perfringens tipe A maupun C secara signifikan memicu kejadian clostridial necrotic enteritis.Lesi usus akibat vaksinasi koksidia menjadi pintu masuk utama bagi proliferasi bakteri clostridium sehingga meningkatkan mortalitas.Strategi pengendalian harus mempertimbangkan efek sinergis infeksi koksidia dan clostridium dalam program vaksinasi serta manajemen pakan.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan mengembangkan vaksin inaktif koksidia yang tetap imunogenik namun tidak menimbulkan lesi usus, sehingga memutus mata rantai sinergisme dengan C. perfringens. Studi komparatif komposisi pakan rendah protein hewani dengan aditif probiotik lokal perlu dites untuk melihat potensi penurunan kejadian CNE tanpa menghambat pertumbuhan ayam. Evaluasi genetik galur ayam broiler yang resisten terhadap toksin alfa dan beta C. perfringens menjadi ide penting agar dihasilkan DOC yang secara alami tahan terhadap enteritis nekrotika, sehingga mengurangi kebutuhan vaksin hidup maupun antibiotik.

File size161.2 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test