UnwahasUnwahas

Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi KlinikJurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik

Ifosfamide adalah agen sitotoksik yang digunakan dalam kemoterapi, dengan neurotoksisitas—terutama ensefalopati—terjadi pada sekitar 10–30% pasien. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan ensefalopati akibat ifosfamide (IIE) untuk membantu dalam pencegahannya. Studi kasus kontrol dilakukan menggunakan data sekunder dari rekam medis elektronik di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi antara Januari dan Juni 2024. Sebanyak 48 pasien kanker yang menerima ifosfamide termasuk dalam penelitian ini, terdiri dari 19 pasien dalam kelompok kasus (dengan ensefalopati) dan 29 dalam kelompok kontrol (tanpa ensefalopati). Analisis menunjukkan bahwa dosis ifosfamide yang lebih tinggi (5000 mg/m²) secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko ensefalopati, dengan odds ratio berkisar antara 2,5 hingga 8,3 dibandingkan dengan dosis yang lebih rendah (1200 mg/m²). Pasien tanpa riwayat kemoterapi sebelumnya memiliki odds 0,3 hingga 8,8 kali lebih tinggi untuk mengalami ensefalopati dibandingkan dengan pasien yang telah terpapar kemoterapi sebelumnya, menunjukkan potensi toleransi adaptif atau mekanisme protektif. Pengobatan neo-adjuvant juga terkait dengan peningkatan risiko (OR 0,5 hingga 0,14) dibandingkan dengan terapi adjuvant, kemungkinan karena perbedaan beban penyakit atau kondisi pasien pada saat pengobatan. Selain itu, pasien dengan fungsi hati yang terganggu menunjukkan risiko yang jauh lebih tinggi (OR 6,1 hingga 7,4), menekankan peran kritis hati dalam metabolisme ifosfamide dan pembersihan metabolit neurotoksik. Dosis tinggi ifosfamide, tidak adanya kemoterapi sebelumnya, pengobatan neo-adjuvant, dan gangguan fungsi hati adalah faktor risiko signifikan untuk ensefalopati akibat ifosfamide (IIE). Temuan ini menekankan pentingnya penilaian risiko yang disesuaikan sebelum pemberian ifosfamide untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mengoptimalkan hasil terapeutik.

Studi ini memberikan informasi bahwa dosis 5000 mg/m2 ifosfamide, kemoterapi pertama, jenis kemoterapi neo-adjuvant, dan penurunan fungsi hati adalah faktor risiko yang memengaruhi kejadian IIE.Sementara itu, penurunan fungsi ginjal, hipoalbuminemia, dan kegagalan dalam pemberian profilaksis vitamin bukanlah faktor yang berpengaruh.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengeksplorasi efektivitas thiamine dan methylene blue dalam mencegah ensefalopati akibat ifosfamide. Selain itu, penting untuk menginvestigasi peran polimorfisme genetik dalam metabolisme ifosfamide dan hubungannya dengan risiko ensefalopati. Studi lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami bagaimana interaksi obat, seperti penggunaan aprepitant, dapat memengaruhi risiko ensefalopati pada pasien yang menerima ifosfamide.

  1. Ifosfamide-Induced Encephalopathy Successfully Prevented by Methylene Blue: A Pediatric Case Report and... doi.org/10.7759/cureus.40213Ifosfamide Induced Encephalopathy Successfully Prevented by Methylene Blue A Pediatric Case Report and doi 10 7759 cureus 40213
  2. Ifosfamide-induced encephalopathy: the EEG with frontal intermittent delta activity, and rapid resolution... doi.org/10.1186/s13569-020-00147-3Ifosfamide induced encephalopathy the EEG with frontal intermittent delta activity and rapid resolution doi 10 1186 s13569 020 00147 3
  1. #rekam medis pasien#rekam medis pasien
File size944.18 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test