SCADINDEPENDENTSCADINDEPENDENT

Jurnal Ilmiah PeuradeunJurnal Ilmiah Peuradeun

Kelembagaan petani tebu merupakan salah satu mekanisme yang mendukung aktivitas ekonomi dalam agribisnis tebu. Kelembagaan ini memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas serta memperkuat posisi tawar petani tebu. Namun, kenyataannya kelembagaan tersebut belum berfungsi secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk‑bentuk kelembagaan, menganalisis interaksi antarlembaga petani tebu, dan merumuskan model penguatan kapasitas kelembagaan petani tebu. Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembagaan petani tebu terdiri dari kelompok petani, koperasi petani tebu, asosiasi petani tebu, industri pengolahan tebu, dan lembaga layanan pendukung. Kondisi kelembagaan petani tebu lebih bersifat sosiokultural dan belum sepenuhnya diarahkan untuk meningkatkan akses petani terhadap teknologi, modal, dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan agribisnis tebu.

Peran kelembagaan petani tebu dalam mendukung usaha pertanian tebu masih belum optimal, dimana kelemahan kapasitas berpengaruh negatif terhadap efektivitas institusional agribisnis tebu.Model penguatan kelembagaan yang diusulkan bertujuan meningkatkan kinerja kelembagaan melalui pengembangan aspek organisasi, sumber daya manusia, layanan, serta jaringan kemitraan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.Implementasi model ini memerlukan sinergi antarlembaga petani tebu dengan menghilangkan ego sektoral serta memperkuat dukungan pemerintah dan lembaga terkait.

Penelitian lanjutan dapat membandingkan keberlakuan model penguatan kelembagaan yang diusulkan pada petani tebu di beberapa kabupaten lain di Jawa Timur untuk menguji keuniversalan faktor‑faktor kelembagaan yang mempengaruhi produktivitas. Selanjutnya, studi kuantitatif dapat menilai dampak intervensi spesifik seperti pelatihan manajerial, pemberian kredit mikro, dan pembentukan jaringan kemitraan terhadap peningkatan produksi, pendapatan, dan posisi tawar petani tebu, dengan menggunakan desain eksperimental atau quasi‑eksperimental. Penelitian ketiga dapat mengeksplorasi peran teknologi informasi, khususnya platform digital berbasis aplikasi, dalam memfasilitasi koordinasi antarlembaga (koperasi, asosiasi, pabrik gula, institusi keuangan) serta memperluas akses pasar bagi petani kecil, serta mengidentifikasi faktor adopsi dan kendala implementasinya. Ketiga arah penelitian tersebut diharapkan dapat melengkapi temuan kualitatif sebelumnya, memberikan bukti empiris yang kuat, serta menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih terukur untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan meningkatkan kesejahteraan petani tebu secara berkelanjutan.

  1. Strengthening Model of Institutional Capacity of Sugarcane Farmers in Situbondo Regency | Jurnal Ilmiah... doi.org/10.26811/peuradeun.v7i1.293Strengthening Model of Institutional Capacity of Sugarcane Farmers in Situbondo Regency Jurnal Ilmiah doi 10 26811 peuradeun v7i1 293
  1. #maaohad aly situbondo#maaohad aly situbondo
  2. #penguatan kapasitas#penguatan kapasitas
File size338.84 KB
Pages15
DMCAReportReport

ads-block-test