JURNALFKIPUNTADJURNALFKIPUNTAD

Jurnal Akademika KimiaJurnal Akademika Kimia

Minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) mengandung 80–90% eugenol. Eugenol adalah cairan kuning pucat dengan beberapa kelompok fungsi aktif, seperti hidroksil, cincin aromatik, dan kelompok alil, yang memungkinkannya dimodifikasi untuk menghasilkan berbagai senyawa turunan eugenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi resin epoksi eugenol yang disintesis dari eugenol minyak cengkeh menggunakan hidrogen peroksida (H₂O₂) dan asam fosfat (H₃PO₄) sebagai katalis. Epoksida eugenol yang dihasilkan berbentuk gel kuning keputihan dengan aroma khas cengkeh. Epoksida tersebut larut dalam benzena dan kloroform tetapi tidak larut dalam etanol. Analisis FTIR menunjukkan bahwa senyawa epoksi mengandung gugus eter (C-O-C) pada puncak absorpsi 1266.07 cm⁻¹ hingga 1018.66 cm⁻¹, gugus hidroksil (─OH) pada 3347.08 cm⁻¹, gugus metil (-CH₃) pada 1470 cm⁻¹ hingga 1350 cm⁻¹, gugus alkena (C=C) pada 1637.39 cm⁻¹, dan gugus vinil pada 910.2 cm⁻¹.

Penelitian ini berhasil melakukan epoksidasi eugenol dari minyak cengkeh menggunakan hidrogen peroksida sebagai oksidator dan asam fosfat sebagai katalis.Senyawa epoksi yang dihasilkan memiliki karakteristik fisik berupa gel kuning keputihan dengan aroma khas cengkeh dan larut dalam benzena dan kloroform.Analisis FTIR menunjukkan adanya gugus epoksi, hidroksil, dan eter, yang mengindikasikan keberhasilan reaksi epoksidasi.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk memperluas aplikasi epoksi eugenol dalam industri polimer dengan mengeksplorasi sifat mekanik dan ketahanan kimia dari resin epoksi tersebut. Selain itu, perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengoptimasi kondisi reaksi epoksidasi agar meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Penelitian juga dapat diarahkan untuk menguji aplikasi epoksi eugenol sebagai bahan aktif dalam produk farmasi atau kosmetik.

File size451.9 KB
Pages6
DMCAReportReport

ads-block-test