UncenUncen

JURNAL BIOLOGI PAPUAJURNAL BIOLOGI PAPUA

Peningkatan populasi dapat mengakibatkan perubahan penggunaan lahan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. Masyarakat lokal di wilayah hutan mangrove sangat bergantung pada kondisi hutan untuk bertahan hidup. Konversi hutan menjadi kebutuhan pembangunan tampaknya mempengaruhi struktur dan pendapatan masyarakat lokal yang hidup secara tradisional di wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami struktur vegetasi hutan mangrove dan perubahan pendapatan masyarakat yang bergantung pada hutan mangrove di Teluk Youtefa, Jayapura. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling terhadap responden dan analisis vegetasi mangrove dilakukan menggunakan metode transek garis. Ukuran plot adalah 10 x 10 m2; 5 x 5 m2; dan 2 x 2 m2 yang digunakan untuk melihat indeks nilai penting ekologi (IVI) pohon, pancang, dan semai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 spesies mangrove yang didominasi oleh Rhizophora apiculata, R. mucronata, dan R. stylosa. R. mucronata mendominasi area tersebut dan memiliki indeks nilai penting (IVI) tertinggi. Pembangunan infrastruktur termasuk sarana transportasi (jembatan layang) memiliki dampak besar pada kerugian ekonomi masyarakat lokal. Terdapat penurunan pendapatan langsung masyarakat sebesar 2,05 miliar per tahun (dari 5,65 miliar menjadi 3,61 miliar per tahun).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur vegetasi hutan mangrove di Teluk Youtefa didominasi oleh jenis Rhizophora.Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan lingkar, telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal yang bergantung pada hutan mangrove.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan dan terpadu untuk menjaga fungsi ekologis dan ekonomi hutan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran penelitian lanjutan dapat diajukan. Pertama, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak pembangunan infrastruktur terhadap keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem mangrove secara lebih mendalam, termasuk analisis perubahan kualitas air dan sedimen. Kedua, penelitian perlu difokuskan pada pengembangan model pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat yang berkelanjutan, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan. Ketiga, penting untuk mengkaji potensi diversifikasi mata pencaharian masyarakat lokal yang ramah lingkungan, seperti pengembangan ekowisata mangrove atau budidaya perikanan berkelanjutan, sebagai alternatif sumber pendapatan selain dari hasil hutan mangrove. Penelitian-penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif dan solusi yang efektif untuk pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan di Teluk Youtefa dan wilayah pesisir lainnya di Papua.

  1. #hasil hutan#hasil hutan
  2. #peran aktif masyarakat#peran aktif masyarakat
File size904.85 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test