STKIP SINGKAWANGSTKIP SINGKAWANG

JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)

Dengan meningkatnya permintaan tugas berbasis sekolah, guru, terutama guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), semakin memerlukan dukungan profesional serta kepemimpinan yang dapat meningkatkan pengajaran mata pelajaran mereka. Penelitian ini meneliti perspektif guru IPA tentang jenis dan kualitas kepemimpinan instruksional yang diberikan untuk pengajaran IPA serta bagaimana kepemimpinan tersebut diadaptasi untuk melaksanakan kurikulum secara berhasil. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan data guru IPA dari 243 sekolah; 112 guru mengisi kuesioner dan 10 guru diwawancarai serta diamati di enam sekolah di provinsi Gauteng, Afrika Selatan. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistik deskriptif, sementara data kualitatif dikoding dan diinterpretasikan menjadi tema. Temuan menunjukkan beberapa peserta merupakan pemula dalam mengajar bagian tertentu IPA dan cenderung mencari bantuan dari rekan sejawat karena kepemimpinan yang diberikan oleh kepala departemen (Kepala Departemen) kurang memadai dan tidak dapat diakses. Makalah ini berargumen untuk distribusi kepemimpinan dengan mengakui kontribusi guru senior, pemimpin, atau master dalam pengembangan profesional guru IPA secara umum serta alokasi diferensial Kepala Departemen ilmu pengetahuan antara mata pelajaran jenjang menengah pertama dan atas. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman fungsi kepemimpinan subjek di luar posisi formal dalam konteks Afrika Selatan.

Guru-guru dalam penelitian ini memiliki pandangan yang jelas bahwa kepemimpinan instruksional yang diberikan oleh pimpinan sekolah saat ini bersifat pendek pandang, terutama dalam alokasi guru IPA dan Kepala Departemen ilmu pengetahuan, yang berkontribusi pada rendahnya prestasi siswa pada ilmu pengetahuan di jenjang menengah atas.guru-guru lebih mengandalkan bantuan rekan sejawat daripada Kepala Departemen untuk dukungan materi pelajaran atau pengetahuan pedagogis, sementara pengembangan profesional terkoordinasi di sekolah sangat minim dan biasanya bersifat reaktif atas permintaan guru.serta pengelolaan penilaian mendominasi interaksi antara Kepala Departemen dan guru, sementara penasihat subjek memberikan dukungan instruksional yang terbatas dan memerlukan organisasi yang lebih baik.

Penelitian selanjutnya dapat menyelidiki efektivitas model alokasi Kepala Departemen yang dibedakan antara fase junior dan senior dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan instruksional dan prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah menengah; selanjutnya, studi longitudinal tentang peran guru senior atau master sebagai pemimpin instruksional informal perlu mengkaji bagaimana interaksi mereka dengan Kepala Departemen mempengaruhi pengembangan profesional guru IPA serta implementasi kurikulum secara menyeluruh; terakhir, evaluasi program pengembangan profesional berkelanjutan yang terkoordinasi antara sekolah, penasihat subjek distrik, dan Kepala Departemen sangat diperlukan untuk menentukan dampaknya terhadap peningkatan kompetensi konten dan pedagogik guru IPA serta kepatuhan terhadap standar SBAT, dengan harapan temuan tersebut dapat memberikan dasar kebijakan yang lebih kuat bagi distribusi kepemimpinan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

  1. Research Portal. research portal powered esploro clarivate doi.org/10.17077/etd.2fwpqakuResearch Portal research portal powered esploro clarivate doi 10 17077 etd 2fwpqaku
  2. 0. endobj font procset text imageb imagec imagei annots mediabox contents group tabs doi.org/10.12973/iji.2018.11310a0 endobj font procset text imageb imagec imagei annots mediabox contents group tabs doi 10 12973 iji 2018 11310a
File size476.3 KB
Pages19
DMCAReportReport

ads-block-test