UNUSAUNUSA

Journal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaJournal | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Ulkus kaki diabetik (DFU) merupakan komplikasi pada penderita diabetes mellitus yang dapat berkembang menjadi infeksi. Deteksi dini kuman pada DFU dapat menjadi rekomendasi terapi empiris sebelum terapi definitif berdasarkan hasil kultur dan antibiotik yang tepat, sehingga dapat mengurangi lama rawat inap dan kejadian amputasi. Berdasarkan Riskesdas 2013, penggunaan antibiotik tanpa resep di Indonesia mencapai 86,1%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis retrospektif hasil kultur bakteri dan uji sensitivitas antibiotik pada pasien DFU di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya periode 2012–2016, guna membantu klinisi dalam memilih terapi antibiotik empiris yang lebih tepat. Penelitian dengan desain cross‑sectional retrospektif, total sampling 11 sampel dari rekam medis pasien DFU. Hasil menunjukkan enam jenis bakteri dengan persentase: Staphylococcus non‑haemolytic (18%), Staphylococcus aureus (18%), Enterobacter aerogenes (18%), Burkholderia cepacia (9%), Escherichia coli (9%), dan Klebsiella pneumoniae (27%). Antibiotik yang paling sensitif terhadap bakteri Gram‑positif adalah amikacin, teicoplanin, dan oxacillin, sedangkan yang paling resisten adalah amoxicillin dan ampicillin. Untuk bakteri Gram‑negatif, antibiotik paling sensitif adalah meropenem, dan paling resisten adalah ciprofloxacin serta trimethoprim‑sulfametoksazol.

Kelompok umur dengan kejadian DFU terbanyak adalah 18–60 tahun (195 pasien, 67,01%) dengan rata‑rata usia 55,55 tahun, dan mayoritas pasien adalah pria (52,23%).Bakteri yang paling sering terisolasi meliputi Staphylococcus aureus (18%), Staphylococcus non‑haemolytic (18%), Klebsiella pneumoniae (27%), dan Enterobacter aerogenes (18%).Antibiotik yang paling sensitif terhadap bakteri Gram‑negatif adalah meropenem (100 % sensitivitas), sedangkan ciprofloxacin dan trimethoprim‑sulfametoksazol menunjukkan resistensi 0 %.

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan desain prospektif multicenter untuk menggali pola mikroba pada ulkus kaki diabetik di berbagai rumah sakit Indonesia, sehingga hasilnya lebih representatif dan dapat memperkuat pedoman terapi empiris nasional. Selanjutnya, diperlukan studi molekuler yang meneliti mekanisme resistensi antibiotik pada bakteri paling dominan seperti Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus aureus, guna mengidentifikasi gen atau plasmid yang bertanggung jawab dan membantu pengembangan strategi pengendalian resistensi. Terakhir, sebuah uji klinis acak dapat dievaluasi untuk membandingkan efektivitas terapi antibiotik empiris yang disesuaikan dengan hasil sensitivitas lokal versus terapi standar, menilai dampak terhadap lama rawat inap, tingkat amputasi, dan biaya perawatan, sehingga memberikan bukti kuat bagi kebijakan pengobatan DFU di Indonesia.

File size460.12 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test