UNUSAUNUSA

Journal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaJournal | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Level serum APO‑B merupakan nilai prediktif utama untuk kejadian aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Curcuma xanthorrhiza Roxb mengandung kurkumin yang dapat berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antihiperkolesterolemia. Mekanisme kurkumin dalam jahe untuk menurunkan kolesterol adalah sebagai kolagog atau stimulant empedu. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh ekstrak temulawak terhadap kadar serum APO‑B pada tikus hiperkolesterolemik. Penelitian ini merupakan studi eksperimental sejati dengan desain post‑test only control group yang dilaksanakan pada Februari 2018. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi lima kelompok masing‑masing lima ekor: kelompok kontrol positif (K ) diberi pakan tinggi kolesterol dan air, kelompok kontrol negatif (K‑) diberi pakan standar dan air, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi pakan tinggi kolesterol serta ekstrak curcuma 25 mg/kg BB selama 14 hari, kelompok perlakuan 2 (P2) diberi pakan tinggi kolesterol serta ekstrak curcuma 50 mg/kg BB selama 14 hari, dan kelompok perlakuan 3 (P3) diberi pakan tinggi kolesterol serta ekstrak jahe 75 mg/kg BB selama 14 hari. Kadar APO‑B diukur dengan metode spektrofotometri dan data dianalisis menggunakan One‑Way ANOVA. Hasil menunjukkan rata‑rata kadar APO‑B pada K sebesar 209,7 ± 1,02 mg/dL, pada K‑ sebesar 115,3 ± 1,04 mg/dL, pada P1 sebesar 180,4 ± 1,07 mg/dL, pada P2 sebesar 147,6 ± 1,12 mg/dL, dan pada P3 sebesar 119,1 ± 1,10 mg/dL. Berdasarkan uji statistik terdapat penurunan signifikan kadar APO‑B dengan nilai p = 0,001 (α = 0,05).

Ekstrak temulawak terbukti dapat menurunkan kadar serum APO‑B pada tikus hiperkolesterolemik secara signifikan.Penurunan kadar APO‑B berbanding lurus dengan dosis ekstrak, dimana dosis tertinggi (75 mg/kg BB) memberikan penurunan terbesar.Hasil ini menunjukkan potensi temulawak sebagai agen alami yang efektif untuk mengontrol hiperkolesterolemia.

Penelitian selanjutnya dapat menguji efek jangka panjang ekstrak temulawak terhadap profil lipid serta outcome kardiovaskular pada model hewan yang lebih representatif, sehingga dapat menilai keberlanjutan manfaatnya. Selanjutnya, diperlukan studi untuk menentukan dosis optimal dan profil keamanan ekstrak temulawak pada berbagai spesies, termasuk percobaan klinis awal pada manusia, guna memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan jangka panjang. Selain itu, penelitian molekuler dapat mengeksplorasi mekanisme aksi kurkumin dan hesperidin dari temulawak pada jalur metabolisme kolesterol, seperti pengaruhnya terhadap aktivitas HMG‑CoA reductase, ekspresi reseptor LDL, dan regulasi kolagen empedu, untuk memperkuat dasar biologis pengurangan APO‑B yang diamati.

Read online
File size317.26 KB
Pages7
Short Linkhttps://juris.id/p-1w5
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test