YARSIYARSI

Majalah Kesehatan PharmamedikaMajalah Kesehatan Pharmamedika

Latar belakang. Purwoceng (Pimpinella alpina) merupakan salah satu tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat tradisional, dan akarnya telah dikenal sebagai penarum keinginan seksual (afrodisiak). Epoksipsuedo-isoeugenol-2-metil butirat (EPB), sebuah fenilpropanoid yang diisolasi dari Pimpinella corymbosa, menghambat proliferasi sel MCF-7 dan BT-549. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek sitotoksik ekstrak metanol dari akar Pimpinella alpina pada lini sel MCF-7 secara in vitro. Metode. Sitotoksisitas in vitro ekstrak metanol akar Pimpinella alpina dipelajari menggunakan berbagai konsentrasi (0,1, 1, 10, dan 100 μg/ml) dengan uji viabilitas MTT. Garam MTT [3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difenil-tetrazolium bromida] akan diinduksi menjadi bentuk formazan yang berwarna oleh aksi dehidrogenase mitokondria. Produk formazan MTT dilarutkan dalam DMSO dan jumlahnya diperkirakan dengan mengukur absorbansi pada 550 nm menggunakan pembaca piring ELISA. Nilai IC50 (konsentrasi ekstrak yang menghasilkan pengurangan 50% dalam absorbansi dibandingkan dengan kontrol yang tidak diobati) ditentukan dari kurva respons-dosis. Hasil. Pemutaran in vitro ekstrak metanol menunjukkan aktivitas sitotoksik yang kuat pada sel kanker payudara MCF-7. Penurunan signifikan dalam viabilitas sel diamati untuk 100 μg/ml dan nilai IC50 adalah 22,98 μg/ml. Kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol akar Pimpinella alpina memiliki aktivitas sitotoksik potensial pada sel kanker payudara MCF-7 dan dianggap sebagai sumber sitotoksik yang sangat berharga.

Ekstrak metanol akar tumbuhan Purwoceng mempunyai efek sitotoksik yang kuat terhadap sel MCF-7 (Breast Cancer Cells) dengan IC50 = 22,98 ug/ml dan sangat potensial untuk dikembangkan lanjut lebih untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang mungkin dapat dikembangkan sebagai obat kemoterapi kanker.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang menunjukkan ekstrak metanol akar purwoceng memiliki efek sitotoksik kuat terhadap sel kanker payudara MCF-7, penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengeksplorasi mekanisme bagaimana senyawa aktif dalam ekstrak tersebut bekerja di dalam sel, seperti apakah melalui inhibisi proliferasi atau induksi apoptosis. Selain itu, penelitian dapat diperluas untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek sitotoksik melalui teknik isolasi dan pemurnian, kemudian menguji efeknya pada berbagai jenis sel kanker lain untuk melihat apakah memiliki potensi yang lebih luas. Terakhir, penelitian bisa difokuskan pada pengembangan formulasi ekstrak atau isolat senyawa sebagai kandidat obat, dengan melakukan uji praklinis pada model hewan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya dalam tubuh hidup, sambil mempertimbangkan batasan seperti variasi konsentrasi atau kemurnian yang mungkin mempengaruhi hasil. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya membuka peluang untuk menemukan obat kanker baru dari sumber alami, tetapi juga membantu mengurangi efek samping kemoterapi konvensional yang sering berbahaya bagi sel normal. Langkah lanjutan ini penting untuk membawa hasil laboratorium ke tahap yang lebih aplikatif, meskipun diperlukan pendekatan hati-hati untuk meminimalkan risiko toksisitas pada manusia. Pada akhirnya, penggabungan metode kimia, biologi, dan farmakologi modern dapat mempercepat penemuan senyawa bioaktif yang efektif dan aman.

Read online
File size242.35 KB
Pages4
Short Linkhttps://juris.id/p-1mD
DMCAReport

Related /

ads-block-test