METROMETRO

Akademika : Jurnal Pemikiran IslamAkademika : Jurnal Pemikiran Islam

Industri perkebunan kelapa sawit yang berorientasi pada penggantian bahan bakar fosil semakin dinamis di Jambi, mendorong masyarakat agraris beralih ke pertanian komoditas kelapa sawit. Kabut asap yang terjadi hampir setiap tahun merupakan dampak dari perluasan perkebunan tersebut. Melalui tinjauan pustaka dan penelitian empiris dengan teknik wawancara dan observasi, studi ini mengungkap bahwa kabut asap dan transisi ekonomi tradisional adalah akibat dari kehadiran masif industri perkebunan kelapa sawit berbasis biofuel. Tulisan ini menyarankan strategi untuk mengatasi dua isu sosial dan ekonomi tersebut dengan memperkuat peran ulama dalam menyebarkan konsep al-maslahah dan khalifah terkait isu lingkungan dan sosial di Jambi, serta menegakkan identitas ulama sebagai penjaga nilai-nilai kebaikan (amr maruf nahi munkar) dalam kehidupan umat.

Industri perkebunan kelapa sawit yang berorientasi pada penggantian bahan bakar fosil semakin dinamis di Jambi, mendorong masyarakat agraris beralih ke pertanian komoditas kelapa sawit.Kabut asap yang terjadi hampir setiap tahun merupakan dampak dari perluasan perkebunan tersebut.Melalui tinjauan pustaka dan penelitian empiris dengan teknik wawancara dan observasi, studi ini mengungkap bahwa kabut asap dan transisi ekonomi tradisional adalah akibat dari kehadiran masif industri perkebunan kelapa sawit berbasis biofuel.Tulisan ini menyarankan strategi untuk mengatasi dua isu sosial dan ekonomi tersebut dengan memperkuat peran ulama dalam menyebarkan konsep al-maslahah dan khalifah terkait isu lingkungan dan sosial di Jambi, serta menegakkan identitas ulama sebagai penjaga nilai-nilai kebaikan (amr maruf nahi munkar) dalam kehidupan umat.Kabut asap di Jambi merupakan dampak hilir dari pengabaian prinsip al-maslahah dan tugas manusia sebagai khalifah dalam pengelolaan lingkungan, yang sebelumnya dijaga oleh sistem pertanian tradisional umo dan talang.Penelitian lanjutan bisa menggali bagaimana konsep al-maslahah dan khalifah dalam ajaran Islam bisa dijadikan dasar untuk merancang program pendidikan lingkungan berbasis pesantren di Jambi, yang melibatkan ulama, guru agama, dan masyarakat adat dalam menyusun kurikulum lokal tentang pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Selain itu, perlu diteliti bagaimana narasi keagamaan yang disampaikan ulama di desa-desa sekitar perkebunan kelapa sawit memengaruhi sikap masyarakat terhadap pembakaran lahan, apakah justru memperkuat penerimaan atau menumbuhkan resistensi terhadap praktik destruktif tersebut.Terakhir, sebuah studi komparatif bisa dilakukan antara daerah yang memiliki kekuatan ulama kuat seperti Jambi dengan daerah lain yang mengalami kabut asap serupa, untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial dan keagamaan yang membuat fatwa lingkungan lebih efektif dalam mengubah perilaku masyarakat, bukan hanya sebagai dokumen hukum yang terpajang di kantor majelis ulama.Ulama sebagai penjaga norma Islam harus berdiri di garis depan melawan keliaran modal, dengan menegakkan ketauladanan, kesederhanaan, dan dakwah intensif untuk memulihkan kesadaran akan tanggung jawab etis terhadap lingkungan dan keadilan sosial.MEMPERTANYAKAN PERAN ULAMA DALAM PENANGGULANGAN KABUT ASAP DAN PERUBAHAN EKONOMI TRADISI MASYARAKAT JAMBI AKIBAT INDUSTRI BIOFUEL.Industri perkebunan kelapa sawit yang berorientasi pada penggantian bahan bakar fosil semakin dinamis di Jambi, mendorong masyarakat agraris beralih ke pertanian komoditas kelapa sawit.Kabut asap yang terjadi hampir setiap tahun merupakan dampak dari perluasan perkebunan tersebut.Melalui tinjauan pustaka dan penelitian empiris dengan teknik wawancara dan observasi, studi ini mengungkap bahwa kabut asap dan transisi ekonomi tradisional adalah akibat dari kehadiran masif industri perkebunan kelapa sawit berbasis biofuel.Tulisan ini menyarankan strategi untuk mengatasi dua isu sosial dan ekonomi tersebut dengan memperkuat peran ulama dalam menyebarkan konsep al-maslahah dan khalifah terkait isu lingkungan dan sosial di Jambi, serta menegakkan identitas ulama sebagai penjaga nilai-nilai kebaikan (amr maruf nahi munkar) dalam kehidupan umat.

Penelitian lanjutan bisa menggali bagaimana konsep al-maslahah dan khalifah dalam ajaran Islam bisa dijadikan dasar untuk merancang program pendidikan lingkungan berbasis pesantren di Jambi, yang melibatkan ulama, guru agama, dan masyarakat adat dalam menyusun kurikulum lokal tentang pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu, perlu diteliti bagaimana narasi keagamaan yang disampaikan ulama di desa-desa sekitar perkebunan kelapa sawit memengaruhi sikap masyarakat terhadap pembakaran lahan, apakah justru memperkuat penerimaan atau menumbuhkan resistensi terhadap praktik destruktif tersebut. Terakhir, sebuah studi komparatif bisa dilakukan antara daerah yang memiliki kekuatan ulama kuat seperti Jambi dengan daerah lain yang mengalami kabut asap serupa, untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial dan keagamaan yang membuat fatwa lingkungan lebih efektif dalam mengubah perilaku masyarakat, bukan hanya sebagai dokumen hukum yang terpajang di kantor majelis ulama.

  1. #kelapa sawit tkks#kelapa sawit tkks
  2. #fatwa majelis ulama#fatwa majelis ulama
Read online
File size234.94 KB
Pages24
DMCAReport

Related /

ads-block-test