STAINIDAELADABISTAINIDAELADABI

El-Adabi: Jurnal Studi IslamEl-Adabi: Jurnal Studi Islam

Perubahan konstitusi dan demokratisasi di Indonesia membuka kembali dialektika dan dinamika antar tradisi agama, budaya dan filsafat di tanah air. Saat ini para cendekiawan cenderung menyepakati kompatibilitas antara Islam dan Pancasila serta Islam dan demokrasi. Ide-ide tentang interpretasi Pancasila banyak didiskusikan oleh kalangan intelektual, kontemporer Indonesia. Mereka memaknai Pancasila dalam paradigma dan metode masing-masing. Sebagian sarjana mendorong formalisasi syariah di negara Pancasila, sementara sebagian lainnya mengajukan gagasan moderasi beragama dalam kerangka negara Pancasila. Di sisi lain, terdapat pula sekelompok sarjana yang menginterpretasikan Pancasila dalam kerangka paradigma sekularistik. Makalah ini membahas masalah-masalah penafsiran Pancasila di kalangan inteligensia Muslim dan kelompok umat Islam. Makalah ini mencari paradigma paling relevan dan koheren untuk menginterpretasikan Pancasila. Karenanya makalah ini akan menguji ketiga paradigma relasi/dialektika agama dan negara. Makalah ini juga memetakan pemikiran dan model interpretasi terhadap Pancasila, yang dilakukan oleh tokoh-tokoh inteligensia Muslim dan kelompok-kelompok umat Islam. Asumsi yang dibangun di awal makalah ini adalah bahwa paradigma simbiotik memiliki relevansi dan koherensi, serta korespondensi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Karenanya makalah ini dapat dikatakan menguji asumsi tersebut di atas. Makalah ini berangkat dari penelitian kepustakaan dan merupakan pula penelitian kualitatif, sekaligus penelitian dasar/filosofis. Sumber data penelitian dalam makalah ini berasal dari dokumen-dokumen terkait dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan topik tersebut.

Dialektika Islam dan negara serta dinamika politik di Indonesia mempengaruhi interpretasi Pancasila, dari penolakan awal hingga penerimaan final.Pasca-reformasi, sebagian umat Islam menginterpretasikan Pancasila melalui paradigma integralistik atau sekularistik, sementara arus utama menggunakan paradigma simbiotik.Paradigma simbiotik relevan, koheren, dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang terjiwai oleh Piagam Jakarta.

Sebagai kelanjutan dari penelitian ini, penelitian mendatang bisa mengkaji lebih lanjut bagaimana dialektika Islam dan negara sejak era kemerdekaan hingga sekarang memengaruhi perkembangan interpretasi Pancasila di kalangan inteligensia Muslim. Kajian tentang pengaruh paradigma integralistik terhadap implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat juga menarik untuk dijelajahi, terutama dalam konteks perubahan sosial saat ini. Selain itu, penelitian komparatif antara paradigma simbiotik dan sekularistik dalam melihat kompatibilitas ajaran Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia dapat memberikan wawasan baru tentang harmoni agama dan negara. Melalui pendekatan ini, kita bisa memahami tantangan dan peluang yang muncul dari berbagai paradigma tersebut dalam membangun solidaritas nasional. Penelitian semacam ini penting untuk memetakan kecenderungan interpretasi di masa depan, khususnya di tengah dinamika politik pasca-reformasi. Kajian lanjutan bisa juga meneliti peran tokoh-tokoh inteligensia Muslim dalam memperkuat relevansi Pancasila sebagai dasar negara yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Dengan mempelajari contoh-contoh dari arus utama seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, penelitian bisa mengungkap strategi baru untuk menjaga kesatuan bangsa.

Read online
File size357.93 KB
Pages25
DMCAReport

Related /

ads-block-test