ISI YogyakartaISI Yogyakarta

Resital: Jurnal Seni PertunjukanResital: Jurnal Seni Pertunjukan

Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi . Metode deskriptif analitis digunakan untuk menganalisis unsur-unsur musikal gending melalui transkripsi notasi dan analisis garap. Gending sekaten merupakan salah satu jenis gending tradisi pakurmatan yang memiliki keunikan garap dan fungsi penting dalam upacara ritual. Gending ini menjadi bagian integral dalam tata upacara Keraton Yogyakarta. Dalam sebuah catatan dari masa Sultan Hamengku Buwono VIII, tertulis 63 titi laras gending, 16 di antaranya adalah gending khusus untuk sekaten yang ditulis lengkap dengan racikan yang digunakan dalam penyajian gending tersebut. Selebihnya adalah gending-gending mares (mars) atau gending gati. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi garap gending sekaten adalah keharmonisan antar unsur garap yang didominasi oleh pembonang sebagai pimpinan penggarap, karena bonang berfungsi sebagai pamurba lagu dan pamurba wirama, sedang pengrawit lainnya merupakan pendukung yang berkontribusi dalam suatu kerja kolektif untuk mewujudkan sajian yang ideal.

Faktor-faktor yang memengaruhi garap gending sekaten meliputi materi garap dan penggarap.Materi garap mencakup balungan gending yang terdiri atas lagu racikan dan lagu balungan gending, sementara penggarap adalah pengrawit yang menyajikan gending.Pembonang memegang peranan utama dalam sajian gending sekaten, karena bonang berfungsi sebagai pamurba lagu dan pamurba wirama, sementara pengrawit lainnya berperan sebagai pendukung dalam kerja kolektif untuk mencapai hasil penyajian yang maksimal.

Penelitian lanjutan dapat difokuskan pada eksplorasi inovasi musikal dalam garap gending Sekaten, mempertimbangkan perubahan selera pendengar modern tanpa menghilangkan esensi tradisi. Studi komparatif antara garap gending Sekaten di berbagai keraton di Indonesia juga dapat memberikan wawasan mendalam mengenai variasi dan adaptasi tradisi ini dalam konteks lokal yang berbeda. Selain itu, perlu diteliti bagaimana teknologi digital dan media sosial dapat digunakan untuk mendokumentasikan, melestarikan, dan mempromosikan gending Sekaten kepada generasi muda, sehingga warisan budaya ini tetap relevan dan hidup di era digital.

  1. Vol 15, No 2 (2014). https resital v15i2 table contents articles kosmologis tetabuhan upacara ngaben... doi.org/10.24821/resital.v15i2Vol 15 No 2 2014 https resital v15i2 table contents articles kosmologis tetabuhan upacara ngaben doi 10 24821 resital v15i2
  2. Vol 15, No 2 (2014). https resital v15i2 table contents articles kosmologis tetabuhan upacara ngaben... dx.doi.org/10.24821/resital.v15i2Vol 15 No 2 2014 https resital v15i2 table contents articles kosmologis tetabuhan upacara ngaben dx doi 10 24821 resital v15i2
File size1.68 MB
Pages14
DMCAReportReport

ads-block-test