UNPUNP

TeknomekanikTeknomekanik

Saat ini, faktor yang berpengaruh dalam desain rumah yang nyaman secara termal adalah penerapan prinsip desain pasif yang efisien energi. Hal ini ditunjukkan dengan penempatan jendela secara strategis, penggunaan material yang efisien secara termal, serta insulasi yang efektif. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kenyamanan termal dan konsumsi listrik. Penelitian ini mengkaji pengaruh bentuk bangunan dan rasio jendela-terhadap-dinding (WWR) terhadap kenyamanan termal dan konsumsi energi pencahayaan pada rumah tinggal di iklim tropis. Konsumsi listrik untuk pencahayaan dan jam ketidaknyamanan termal adaptif dari 30 model rumah berbeda diperoleh menggunakan perangkat lunak simulasi OpenStudio dan EnergyPlus. Model dikembangkan untuk tiga bentuk bangunan (persegi, persegi panjang, dan berbentuk L), dan masing-masing model divariasikan dalam lima rasio jendela-terhadap-dinding. Hasil menunjukkan bahwa model berbentuk persegi dengan WWR 10% memberikan konsumsi energi terendah untuk kenyamanan termal sebesar 420,45 kWh/m2. Di sisi lain, konsumsi energi terendah untuk pencahayaan terdapat pada model berbentuk persegi dengan WWR 50% sebesar 507,95 kWh/m2. Dengan demikian, disarankan menggunakan rumah berbentuk persegi yang paling efisien untuk sistem pendingin udara, sedangkan variasi WWR lainnya menghasilkan pencahayaan alami terbaik. Hal ini karena peningkatan persentase WWR menyebabkan konsumsi energi pendinginan udara meningkat, tetapi sedikit menurunkan konsumsi energi pencahayaan. Namun, bila mempertimbangkan estetika dan kesan segar, model dengan WWR 50% akan memberikan hasil yang lebih baik.

Desain bangunan yang tepat memainkan peran penting dalam menurunkan konsumsi energi.Berdasarkan hasil simulasi, model rumah berbentuk persegi dengan rasio jendela-terhadap-dinding (WWR) 10% memberikan konsumsi energi total terendah untuk pendinginan udara dan pencahayaan.Meskipun demikian, model dengan WWR 50% lebih unggul dalam menyerap cahaya alami dan meningkatkan kenyamanan visual, sehingga menjadi pilihan lebih baik bila mempertimbangkan aspek estetika dan kenyamanan hunian.

Pertama, perlu diteliti pengaruh orientasi bangunan terhadap kombinasi optimal antara bentuk rumah dan rasio jendela-terhadap-dinding untuk mengurangi beban pendinginan dan memaksimalkan pencahayaan alami di berbagai lokasi perkotaan Indonesia. Kedua, penelitian lanjutan dapat menyelidiki penggunaan material dinding dan jendela yang memiliki nilai insulasi termal tinggi serta transmisi cahaya optimal, untuk menemukan kombinasi yang paling efektif dalam iklim tropis lembap. Ketiga, sebaiknya dilakukan studi simulasi dinamis yang memasukkan sistem energi terbarukan seperti panel surya, guna menganalisis potensi netralitas energi pada rumah dengan desain bentuk dan WWR yang telah diuji. Penelitian-penelitian ini akan melengkapi temuan saat ini dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih holistik, seperti interaksi antara desain arsitektural, performa material, dan integrasi teknologi energi bersih, sehingga dapat menghasilkan panduan desain rumah rendah energi yang lebih komprehensif dan aplikatif di wilayah tropis.

  1. Estimation of Global and Direct Solar Radiation in Tunisia Based on Geostationary Satellite Imagery |... ieeexplore.ieee.org/document/8521155Estimation of Global and Direct Solar Radiation in Tunisia Based on Geostationary Satellite Imagery ieeexplore ieee document 8521155
  2. Optimization of tilt angle on-grid 300Wp PV plant model at Bukit Jimbaran Bali - IOPscience. optimization... doi.org/10.1088/1742-6596/1450/1/012135Optimization of tilt angle on grid 300Wp PV plant model at Bukit Jimbaran Bali IOPscience optimization doi 10 1088 1742 6596 1450 1 012135
File size470.85 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test