Publisher

UNUDUNUD

Journal Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Abstract

Penyebaran radikalisme telah merusak tatanan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan keharmonisan antarumat beragama di Bali. Pelaku pengeboman di Bali tahun 2002 dan 2005 dilakukan oleh orang-orang yang terpapar radikalisme, dan tindakannya tidak saja membunuh orang-orang tak berdosa tetapi juga menghancurkan hubungan inter-etnik yang harmonis di Bali. Artikel ini menganalisis bagaimana bentuk pemberdayaan modal sosial sebagai model pencegahan paham radikal untuk menciptakan harmoni sosial di Bali. Data diambil kepada tokoh agama dan masyarakat melalui observasi, wawancara, dan dokumen terkait radikalisme, terorisme, dan intoleransi di Bali. Data dianalisis secara kualitatif dan dikaji menggunakan teori praktik sosial. Hasil kajian ini menunjukkan modal sosial dalam peningkatan solidaritas keberagaman, modal sosial dalam peningkatan relasi sosial, dan modal sosial dalam peningkatan nilai spiritual. Modal sosial ini sebagai model dalam pencegahan radikalisme di Bali.

Conclusion

Perkembangan radikalisme, terorisme, dan intoleransi di Indonesia telah menyebar ke berbagai lembaga seperti pendidikan, keluarga, pemerintah, dan agama, serta berdampak serius pada masyarakat Bali dan wisatawan pasca peristiwa pengeboman 2002 dan 2005.Pemberdayaan modal sosial menjadi solusi pencegahan melalui tiga bentuk utama.peningkatan solidaritas keberagaman, peningkatan relasi sosial, dan peningkatan nilai spiritual.Modal sosial yang kuat terbukti mampu mempererat hubungan antarumat beragama dan menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman masyarakat Bali.

Future Research

Pertama, perlu penelitian lanjutan mengenai efektivitas pemberdayaan modal sosial berbasis Tri Hita Karana dalam mencegah radikalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa, terutama di wilayah wisata lain di Indonesia. Kedua, perlu dikaji bagaimana media sosial dapat digunakan untuk memperkuat modal sosial melalui kampanye toleransi antarumat beragama yang melibatkan tokoh agama dan generasi muda. Ketiga, perlu dilakukan studi komparatif tentang keberhasilan Puja Mandala sebagai model harmoni agama dan bagaimana konsep ini bisa direplikasi di daerah konflik sosial lainnya di Indonesia. Penelitian-penelitian ini akan memperdalam pemahaman tentang pencegahan radikalisme dari akar budaya lokal, memperkuat keterlibatan komunitas digital, serta memungkinkan penyebaran praktik baik secara nasional. Dengan pendekatan yang berbasis bukti lokal dan konteks spesifik, strategi pencegahan dapat menjadi lebih relevan dan berkelanjutan. Selain itu, keterlibatan aktif generasi muda dalam setiap penelitian dapat memastikan keberlangsungan nilai toleransi di masa depan. Fokus pada institusi pendidikan juga penting karena menjadi pintu masuk penyebaran paham ekstrem. Dengan menggabungkan kearifan lokal, teknologi, dan partisipasi publik, pencegahan radikalisme bisa lebih holistik. Model dari Bali perlu diuji di wilayah lain untuk melihat adaptabilitasnya. Ini akan membuka ruang untuk kebijakan kebangsaan yang berbasis modal sosial.

Subjects

1. #konflik sosial#konflik sosial
2. #relasi sosial#relasi sosial

Metadata

File size	588.98 KB
Pages	23
DMCA	ReportReport