ALJAMIAHALJAMIAH

Al-Jami'ah: Journal of Islamic StudiesAl-Jami'ah: Journal of Islamic Studies

Selama 5 abad pertama, 6-11 Masehi, kemajuan ilmu pengetahuan di dunia muslim terwujud pada peradaban muslim di Mekkah. Era ini menunjukkan pelbagai peradaban lain belajar kepada muslim sebagai model kehidupan modern dan petunjuk kehidupan moral. Hal ini teruji oleh norma-norma dan penemuan-penemuan serta hasil akibat dari loyalitas dan keikhlasan. Artikel ini mencoba mengklaim ulang bukti historis melalui refleksi dan kontekstualisasi. Analisa konteks masa lalu yang tepat menghindari dari kecenderungan romantisme dan kekunoan dari pada dunia kontemporer. Sumber sekunder seperti buku dan jurnal, membuktikan bagaimana pengetahuan dalam Islam berkembang dan tumbuh melalui patronase, institusionalisasi, jejaring dan faktor lainnya yang mendukung penemuan baru. Keemasan ilmu masa Islam menjamur karena ilmuwan muslim mempunyai etos yang tinggi pada penjelajahan pengetahuan. Kunci inovasi para ilmuwan telah membuat kota–kota seperti Nishapur, Alexandria, Jundishapur dan Damaskus berkembang menjadi pusat pengetahuan. Perkembangan pesat kehidupan muslim ini akhirnya menyebar ke Yunani, India dan China. Artikel ini menunjukkan bahwa ilmuwan muslim saat ini dapat mengambil manfaat dari perspektif Quran dan hadits sebagai sumber utama dalam prinsip-prinsip penelitian ilmiah dan teknologi. Keduanya juga, Quran dan hadits, menjadi kunci semangat bagi ilmuwan muslim dalam kajian yang lebih maju.

Sejarah Islam menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pada Zaman Keemasan tercapai berkat dukungan patronase politik, etos ilmiah, dan jejaring keilmuan yang kuat.Pada era kontemporer, dunia Muslim tertinggal akibat lemahnya kelembagaan, rendahnya regenerasi ilmuwan, dan terbatasnya integrasi antara nilai-nilai Islam dengan praktik riset.Pemerintah Indonesia diharapkan menginisiasi kebijakan strategis berupa alokasi anggaran riset, pengembangan infrastruktur ilmu pengetahuan, serta sinergi paradigmatik Islam dan sains guna merekonstruksi masa depan keilmuan di ranah Muslim.

Penelitian lanjutan dapat diarahkan pada (1) analisis kebijakan patronase politik kontemporer dalam mendukung kualitas dan kuantitas riset ilmiah di Indonesia, misalnya melalui studi komparatif alokasi anggaran riset antara kabupaten yang memiliki latar belakang ekonomi dan budaya berbeda untuk melihat pengaruhnya terhadap produktivitas publikasi; (2) pemetaan empiris internalisasi etos ilmiah universalisme, komunalisme, skeptisisme terorganisir, dan disinterestedness di kalangan peneliti perguruan tinggi, dengan metode survei dan wawancara untuk mengidentifikasi hambatan regenerasi komunitas ilmiah serta strategi peningkatannya; dan (3) pengembangan metodologi sintesis paradigma bayâni, burhâni, dan irfâni melalui studi kasus interdisipliner di masyarakat lokal, misalnya penerapan pendekatan tersebut dalam riset pengelolaan sumber daya alam di daerah Gunung Kidul untuk mengeksplorasi keefektifan kombinasi nilai-nilai Islam dengan praktik ilmiah kontemporer. Ketiga ide penelitian ini diharapkan memberikan kerangka strategis guna merekonstruksi masa depan sains Islam di Indonesia dengan memadukan kebijakan publik, budaya ilmiah, dan inovasi metodologis.

  1. Augmenting Science in the Islamic Contemporary World: A Strategic Attempt at Reconstructing the Future... doi.org/10.14421/ajis.2019.571.197-230Augmenting Science in the Islamic Contemporary World A Strategic Attempt at Reconstructing the Future doi 10 14421 ajis 2019 571 197 230
  1. #nilai-nilai islam#nilai-nilai islam
  2. #kombinasi nilai islam#kombinasi nilai islam
File size796 KB
Pages34
DMCAReportReport

ads-block-test