STTSIMPSONSTTSIMPSON

Evangelikal: Jurnal Teologi InjiliEvangelikal: Jurnal Teologi Injili

Berbagai aspek kehidupan, termasuk gagasan dan ritus keagamaan, telah secara mendalam dibentuk oleh teknologi. Teknologi memengaruhi cara anggota komunitas kepercayaan berinteraksi dan berkomunikasi dengan Tuhan. Saat ini, saluran digital berfungsi sebagai forum percakapan yang dapat memengaruhi perspektif keagamaan. Istilah budaya digital dalam artikel ini mencakup interaksi sosial yang digerakkan oleh teknologi, meliputi media sosial, situs web, dan kemudahan mengakses informasi. Penelitian kuantitatif ini bertujuan mengeksplorasi hubungan antara kebiasaan keagamaan dan perubahan budaya yang diakibatkan oleh digitalisasi. Data diperoleh dari 36 responden melalui kuesioner. Hasil penelitian menyoroti hubungan kompleks antara iman dan teknologi dalam budaya modern. Pada komunitas Kristen masa kini, komunikasi yang efektif tidak hanya memerlukan berbagi pengetahuan, melainkan juga interaksi dengan sumber daya digital. Praktik keagamaan umat Kristen telah berkembang seiring tersedianya acara ibadah daring dan pertemuan doa online. Temuan juga menekankan kebutuhan akan dukungan timbal balik—baik psikologis maupun finansial—di tengah situasi yang menantang, serta memberikan sarana tambahan bagi umat Kristen untuk mempelajari kitab suci dan berpartisipasi dalam ibadah melalui peningkatan sumber daya digital.

Komunikasi daring memungkinkan individu memperdalam pengetahuan agama dengan menjelajahi beragam perspektif serta menghubungkan umat secara global, sekaligus memberi peluang bagi gereja dan pemimpin agama untuk menyediakan materi pembelajaran yang mudah diakses dan membangun komunitas daring yang aktif.Namun, peningkatan ketergantungan pada platform digital dapat membatasi otonomi pribadi dalam penafsiran agama karena individu lebih mengandalkan pandangan yang tersebar luas daripada mengembangkan wawasan teologis mereka sendiri.Oleh karena itu, komunitas iman perlu menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan refleksi spiritual pribadi.

Penelitian selanjutnya dapat menyelidiki bagaimana budaya digital memengaruhi penafsiran Perjanjian Baru pada kelompok demografis dan wilayah yang lebih beragam, sehingga dapat mengidentifikasi variasi pengaruh teknologi pada pemahaman teologis. Selanjutnya, sebuah studi longitudinal dengan pendekatan campuran (kuantitatif dan kualitatif) dapat mengamati dampak penggunaan sumber daya digital terhadap perkembangan spiritual individu serta tingkat otonomi pribadi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Terakhir, penting untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan literasi digital bagi para pemimpin gereja dalam menumbuhkan penggunaan teknologi yang seimbang, sehingga dapat memperkuat keterlibatan jemaat tanpa mengorbankan refleksi spiritual internal.

File size278.06 KB
Pages17
DMCAReportReport

ads-block-test