UNAIUNAI

11th International Scholars Conference11th International Scholars Conference

Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman, motivasi, dan realisasi Marites dalam budaya Filipina. Penelitian menyelidiki pengalaman hidup para Marites yang selalu memperbarui informasi terkini dan tidak keberatan membagikannya kepada orang lain. Aktivitas Marites secara alami dilakukan oleh banyak orang, baik dalam percakapan dengan teman, keluarga, rekan kerja, maupun dalam grup chat. Fenomena budaya ini telah menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi warga Filipina. Namun, ketegangan sosial dan perselisihan dapat muncul akibat rumor serta informasi palsu yang tersebar melalui Marites. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi hermeneutik, dilakukan wawancara mendalam satu‑lawanan‑satu terhadap 10 partisipan Marites Filipina berusia 18 tahun ke atas, yang tinggal dan menempuh pendidikan di universitas‑universitas di Luzon, dipilih secara purposif. Analisis tematik diterapkan untuk mengekstrak data signifikan dari partisipan. Penelitian menyoroti tantangan utama para partisipan dan menyimpulkan bahwa menjadi “Marites merupakan identitas yang kompleks; lebih dari sekadar mencari jawaban, melainkan mengadopsi gaya hidup yang mengedepankan rasa ingin tahu, keterhubungan, dan pertumbuhan pribadi. Selain itu, studi ini mengeksplorasi mekanisme koping yang dikembangkan oleh para Marites untuk mengatasi tantangan, yang berfungsi sebagai pereda stres melalui ikatan sosial. Temuan berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena ini. Menjadi Marites dapat memberikan wawasan berharga yang menyembuhkan dan menenangkan, memungkinkan pertumbuhan pribadi dan spiritual apabila dilaksanakan dengan batasan, batasan, dan refleksi diri. Penelitian ini tidak hanya menyoroti karakteristik khas Marites tetapi juga menekankan implikasi lebih luas mengenai bagaimana dukungan sosial meningkatkan kesejahteraan. Meski terdapat stigma dan stereotip, hasil menunjukkan bahwa Marites dapat menjadi bagian dari mekanisme koping bila digunakan secara bijak dan objektif.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa menjadi “Marites memperkuat rasa ingin tahu, hiburan, keterhubungan, kebahagiaan, serta meredakan stres.Selain itu, peran “Marites mempererat hubungan sosial, memberikan rasa komunitas dan kepemilikan, sekaligus menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kerahasiaan dalam berkomunikasi untuk menghindari penyebaran rumor yang merugikan.Penelitian ini menegaskan bahwa interaksi yang jujur, hormat, dan menjaga privasi selaras dengan nilai moral serta spiritual, sehingga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi secara kuantitatif bagaimana perilaku Marites memengaruhi kesehatan mental pada berbagai kelompok usia, sehingga memberikan gambaran yang lebih luas tentang dampak positif dan negatifnya. Selanjutnya, studi longitudinal dapat meneliti pengaruh platform digital terhadap praktik Marites serta dinamika penyebaran informasi palsu, untuk memahami evolusi perilaku ini dalam konteks teknologi yang terus berkembang. Akhirnya, penelitian intervensi dapat mengembangkan program pelatihan etika menyebarkan gosip yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial, dengan menguji efektivitas strategi komunikasi yang menekankan batasan, tanggung jawab, dan refleksi diri dalam mengurangi konflik serta mempromosikan dukungan sosial yang sehat.

  1. “Entertainment” as a sociocultural phenomenon: historical and cultural analysis | The Culturology... doi.org/10.37627/2311-9489-19-2021-1.55-65AuEntertainmentAy as a sociocultural phenomenon historical and cultural analysis The Culturology doi 10 37627 2311 9489 19 2021 1 55 65
  2. DOI Name 10.4324 Values. name values index type timestamp data serv crossref desc informa email admin... doi.org/10.4324DOI Name 10 4324 Values name values index type timestamp data serv crossref desc informa email admin doi 10 4324
File size199.77 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test