INABJINABJ

The Indonesian Biomedical JournalThe Indonesian Biomedical Journal

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling menonjol di dunia, termasuk di Indonesia. TB berkembang menjadi tuberkulosis multidrug-resistant (MDR-TB) dan memerlukan obat-obatan TB garis kedua. Mycobacterium growth indicator tube (MGIT) adalah standar emas untuk pengujian kerentanan obat TB garis kedua. Sebagai alternatif, uji line probe assay (LPA), yang mendeteksi gen yang resisten terhadap obat-obatan TB garis kedua, membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk dijalankan. Studi ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan MGIT dan LPA untuk mendeteksi resistensi TB terhadap obat-obatan TB garis kedua dan mengamati pola mutasi gen yang mengkode obat-obatan TB garis kedua. Metode: Ini adalah studi analitik observasional menggunakan metode cross-sectional. Data diperoleh dari catatan medis klinik MDR-TB di Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin dari September hingga Desember 2019. LPA dan uji MGIT dilakukan di Balai Laboratorium Provinsi Jawa Barat, kemudian diuji menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov dan chi-square. Hasil: Dari 121 subjek, 113 orang tidak resisten terhadap obat-obatan TB garis kedua, yang diperiksa menggunakan LPA dan MGIT (93,4%), p=0,991. Mutasi ditemukan pada gen gyrA dan rrs. Tidak ada perbedaan signifikan antara proporsi subjek yang resisten terhadap obat-obatan TB garis kedua yang diuji menggunakan LPA dan MGIT. Kesimpulan: LPA adalah metode alternatif untuk MGIT karena membutuhkan waktu yang lebih singkat dan mengurangi risiko paparan yang akan meningkatkan pengelolaan pasien MDR-TB.

Uji Line Probe Assay (LPA) merupakan metode alternatif yang menjanjikan dibandingkan dengan Uji Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) dalam penentuan kerentanan obat pada tuberkulosis, terutama karena LPA memerlukan waktu yang lebih singkat dan meminimalkan risiko paparan.Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kedua metode tersebut memiliki tingkat akurasi yang sebanding dalam mendeteksi resistensi obat TB garis kedua.Ke depannya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi potensi penerapan LPA secara lebih luas dalam diagnosis dan pengelolaan tuberkulosis multidrug-resistant (MDR-TB).

Berdasarkan temuan ini, penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada validasi LPA dengan panel resistensi obat yang lebih luas, termasuk obat-obatan TB lini kedua yang kurang umum digunakan. Selain itu, penting untuk menginvestigasi relevansi klinis dari mutasi gen yang terdeteksi oleh LPA, tetapi tidak sesuai dengan hasil MGIT, guna memastikan interpretasi hasil yang akurat. Terakhir, penelitian komparatif yang melibatkan biaya-efektivitas antara penggunaan LPA dan MGIT, mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu pengujian, sumber daya manusia, dan biaya reagen, akan sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan strategi diagnostik dalam konteks sumber daya terbatas.

  1. Association of mutation patterns in gyrA/B genes and ofloxacin resistance levels in Mycobacterium tuberculosisisolates... doi.org/10.1186/1471-2334-11-78Association of mutation patterns in gyrA B genes and ofloxacin resistance levels in Mycobacterium tuberculosisisolates doi 10 1186 1471 2334 11 78
  2. Two tales: Worldwide distribution of Central Asian (CAS) versus ancestral East-African Indian (EAI) lineages... journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0219706Two tales Worldwide distribution of Central Asian CAS versus ancestral East African Indian EAI lineages journals plos plosone article id 10 1371 journal pone 0219706
  1. #indicator tubes mgit#indicator tubes mgit
File size872.7 KB
Pages5
DMCAReportReport

ads-block-test