UNYUNY

Jurnal Cakrawala PendidikanJurnal Cakrawala Pendidikan

Temuan dari penelitian tentang Pemolehan Bahasa Kedua (SLA), yang menawarkan wawasan penting tentang bagaimana pembelajar memperoleh dan memproses bahasa, sering kali diabaikan dalam pengembangan kurikulum dan buku teks untuk pengajaran bahasa Inggris tahap awal. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kelayakan tujuan pembelajaran yang dipromosikan dalam materi tersebut. Untuk mengatasi kesenjangan ini, penelitian ini menganalisis buku teks EFL tingkat SMP dalam kerangka Teori Prosesabilitas (Processability Theory/PT) guna mengkaji apakah urutan struktur tata bahasa sesuai dengan hierarki keterajaran yang diprediksi oleh PT. Analisis berfokus pada pengurutan struktur tata bahasa dan membandingkan distribusinya dengan tahapan pemolehan yang ditetapkan oleh PT. Hasil menunjukkan hanya adanya keselarasan parsial dengan hierarki PT, menyoroti ketidaksesuaian antara desain buku teks dan tahap perkembangan pembelajar. Ketidaksesuaian ini sebagian besar disebabkan oleh pendekatan berbasis tema yang diadopsi oleh buku teks, sehingga menunjukkan perlunya penulis buku teks, pengembang kurikulum, dan guru bahasa Inggris untuk lebih baik mengintegrasikan penelitian SLA ke dalam pengembangan buku teks, terutama dalam konteks Kurikulum Merdeka yang menekankan pendidikan berpusat pada pembelajar serta pembebasan kognitif pembelajar.

Penelitian ini mengeksplorasi buku teks bahasa Inggris untuk SMP di Indonesia melalui lensa Teori Prosesabilitas (PT), dan menyimpulkan bahwa meskipun buku teks penting bagi pembelajar, ia belum sepenuhnya memperhatikan tahap perkembangan yang ditetapkan oleh PT.Buku teks tersebut lebih menekankan keterampilan komunikatif dan aspek non-linguistik, serta urutan sintaks hanya sebagian mengikuti PT.Namun, pemolehan bahasa masih belum sepenuhnya dipromosikan karena beberapa struktur yang diajarkan di awal sebenarnya baru dapat dipahami pada tahap PT yang lebih tinggi, sehingga berpotensi menyulitkan siswa belajar dan mempertahankannya secara produktif.Hal ini dapat menyebabkan masalah perkembangan seperti pengabaian, pelanggaran aturan, atau penghindaran kesalahan serta mengakibatkan fosilisasi dalam interbahasa pembelajar.

Mengingat temuan bahwa buku teks EFL untuk SMP di Indonesia belum sepenuhnya selaras dengan tahap perkembangan kognitif siswa berdasarkan Processability Theory, penelitian lanjutan sebaiknya mengevaluasi lebih banyak buku teks dari berbagai kelas dalam satu kurikulum untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai tingkat keterajaran dan kesesuaiannya dengan urutan alami pembelajaran bahasa. Selain itu, perlu dilakukan studi komparatif antara pendekatan berbasis tema dan pendekatan berbasis urutan pembelajaran gramatikal agar dapat diketahui model mana yang lebih mendukung perkembangan bahasa siswa secara efektif. Penelitian juga bisa mengkaji pengaruh pengenalan unsur gramatikal yang terlalu dini terhadap pencapaian kemampuan produktif siswa dalam jangka panjang, serta bagaimana guru dapat menyesuaikan metode mengajar mereka untuk mengatasi potensi konflik pembelajaran ini. Hal ini penting untuk memberikan rekomendasi konkret dalam pengembangan buku teks yang lebih responsif terhadap prinsip-prinsip pemolehan bahasa kedua serta meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan.

  1. Can students learn what the textbook says? A Cognitive outlook into an Indonesian EFL textbook | Jurnal... journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/83688Can students learn what the textbook says A Cognitive outlook into an Indonesian EFL textbook Jurnal journal uny ac index php cp article view 83688
  2. Evaluating EFL textbooks for vocational high schools in Indonesia: A corpus-informed and lexile-based... doi.org/10.24815/siele.v11i3.34976Evaluating EFL textbooks for vocational high schools in Indonesia A corpus informed and lexile based doi 10 24815 siele v11i3 34976
  1. #mahasiswa bahasa inggris#mahasiswa bahasa inggris
  2. #buku pelajaran bahasa inggris#buku pelajaran bahasa inggris
File size472.21 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test