UNIMALUNIMAL

Journal of Renewable Energy, Electrical, and Computer EngineeringJournal of Renewable Energy, Electrical, and Computer Engineering

Dalam sistem tenaga listrik, listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik kemudian disalurkan melalui saluran transmisi dan didistribusikan ke konsumen. Dalam proses pendistribusian energi listrik, sistem tidak selalu bekerja dalam kondisi normal, terkadang sistem dapat mengalami gangguan seperti gangguan satu fasa, dua fasa, dan tiga fasa. Gangguan ini dapat mengganggu sistem kelistrikan dan merusak peralatan jika tidak segera ditangani, sehingga perlu dipasang perangkat proteksi yang mampu mendeteksi gangguan agar tidak merusak peralatan lain saat terjadi gangguan. Perangkat proteksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah circuit breaker. Dalam kondisi gangguan, circuit breaker harus mampu memisahkan titik gangguan agar tidak merusak peralatan listrik lainnya. Untuk menentukan kapasitas perangkat proteksi terbaik bagi sistem, dilakukan simulasi gangguan hubung singkat. Untuk mempermudah proses perhitungan, penulis menggunakan bantuan perangkat lunak ETAP (Electrical Transient Analysis Program).

Berdasarkan hasil simulasi gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi 20 kV menggunakan perangkat lunak ETAP dan perhitungan manual, diperoleh nilai arus gangguan tiga fasa sebesar 1,828 kA dan 1,723 kA dengan selisih 0,105 kA, dua fasa ke tanah 1,599 kA dan 1,5 kA (selisih 0,099 kA), gangguan fasa ke fasa 1,583 kA dan 1,582 kA (selisih 0,001 kA), serta gangguan fasa-tanah 0,658 kA dan 0,669 kA (selisih 0,011 kA).Perbedaan kecil antara hasil simulasi dan perhitungan manual menunjukkan tingkat akurasi perangkat lunak ETAP sangat baik dalam analisis gangguan hubung singkat.Kapasitas circuit breaker yang direkomendasikan untuk melindungi sistem kelistrikan penyulang LG-02 Darussalam adalah 2,285 kA dengan pengaturan overcurrent relay.300, current pick up 0,12 A, dan instantaneous pick up 1,75 A.

Pertama, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis dampak pemasangan pembangkit terdistribusi, seperti panel surya atau turbin angin, terhadap arus hubung singkat pada jaringan distribusi 20 kV di Lhokseumawe, karena keberadaan sumber daya tambahan dapat mengubah karakteristik arus gangguan dan memengaruhi setting proteksi. Kedua, penting untuk mengkaji performa proteksi jaringan dalam skenario gangguan berkala atau gangguan progresif yang melibatkan lebih dari satu titik secara simultan, yang belum banyak dieksplorasi dalam penelitian ini, untuk menilai keandalan sistem proteksi saat menghadapi kondisi gangguan kompleks. Ketiga, perlu dikembangkan studi tentang optimalisasi setting relay proteksi secara dinamis menggunakan data real-time dari sistem SCADA, dengan tujuan menyesuaikan respons proteksi secara adaptif terhadap variasi beban dan konfigurasi jaringan, sehingga meningkatkan kecepatan isolasi gangguan dan meminimalkan downtime. Penelitian-penelitian ini akan melengkapi temuan saat ini dengan pendekatan yang lebih modern, komprehensif, dan relevan dengan tren smart grid, serta dapat memberikan dasar untuk sistem proteksi yang lebih cerdas dan efisien di masa depan.

  1. Short Circuit Analysis on Distribution Network 20 kV Using Etap Software | Journal of Renewable Energy,... ojs.unimal.ac.id/jreece/article/view/5232Short Circuit Analysis on Distribution Network 20 kV Using Etap Software Journal of Renewable Energy ojs unimal ac jreece article view 5232
File size547.59 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test